Saturday, April 9, 2011

Setelah kesulitan ada kemudahan.

Semenjak pagi hingga sore hari Syarif sibuk dengan urusannya mengantar surat undangan pernikahannya dengan Rani. Pernikahan mereka akan di laksanakan sekitar tiga minggu lagi. satu perasatu surat undangan pun telah Syarif berikan kepada teman-teman dan semua orang yang ia kenal. Tak ketinggalan pak Lurah dan Pak camat.
Syarif adalah orang yang terpandang di daerahnya, tak ayal Rani yang cantik dan menjadi gadis primadona di daerah serpong menjadi luluh pada Syarif. 

Syarif memilki dua usaha bengkel yang cukup besar. Satu ada di kota Serang dan satunya ada di serpong tak jauh dari rumah Rani sang gadis pujaannya. Dua minggu setelah penyebaran surat undangan pun berlalu pernikahn tinggal satu minggu lagi.

Pagi itu hari cukup cerah, matahari bersinar dengan kemilau anggun cahayanya. Syarif bergegas hendak pergi ke bengkel kesayangannya di Serpong sekaligus menjenguk Rani. Sesampai di bengkel syarif menyapa para karyawannya kemudian menaruh laptopnya di meja khususnya. Dia pun pergi ketempat Rani. kurang lebih sudah hampir setengah hari Syarif bermain di rumah Rani, mereka sibuk merancang acara pernikahan mereka. mereka sudah tidak sabar akan hari H pernikahan itu.

Lalu syarif pamit kepada Rani dan kedua orangtuanya, dia hendak kembali ke bengkel. dia pun langsung menancap gas mobil BMW SUV X5 nya. selang beberapa meter sebelum sampai ke bengkel. Alangkah terkejutnya syarif, bengkelnya sudah di kuasai si jago merah. Dia langsung teringat dengan laptopnya yang ia taruh di meja khususnya, laptop itu berisi data-data penting. Data-data tentang bisnisnya, dan juga data tentang rencana pernikahannya dengan Rani. Dengan tanpa pikir panjang Syarif pun memberanikan diri menerobos si jago merah.

Namun naas bagi Syarif, dia terjebak di tengah api yang membara. Laptopnya pun tidak bisa di selamatkan dan syarif pun pingsan karena kepalanya terbentur oleh besi panas yang tiba-tiba jatuh menimpanya. Syarif tidak sadarkan diri, dia merasa dirinya sudah mati, dia merasa nyawanya sudah tidak ada lagi di muka bumi ini.

Ketika Syarif membuka kedua kelopak matanya. Terlihat di sekitarnya berwarna putih, dia merasa dia sudah berada di alam lain selain di dunia, dia merasa takut, tubuhnya gemetar namun dia tidak merasakan apa-apa. Setelah dia melihat sekujur tubuhnya, dia kaget tubuhnya di bungkus seperti mumi. Namun dari kejauhan dia melihat seorang gadis sedang duduk di atas sopa sedang sibuk membaca sebuah majalah.

kemudian dia sadar bahwa dia ada di rumah sakit dan wanita yang sedang membaca majalah itu adalah Rani yang selalu setia  menunggunya. Sudah kurang lebih lima hari Syarif di rawat di rumah sakit. kemudian dokter dan dua orang suster datang untuk membuka balutan luka bakarnya. selang beberapa jam dokter pun selesai membuka balutan mumi di tubuh Syarif. Namun alangkah kagetnya Rani ketika melihat wajah Syarif yang seperti Alien. Daun telinganya, hidungnya dan rambutnya habis di lalap si  jago merah. 

Pernikahan pun di tunda untuk waktu yang tidak bisa di tentukan. Sementara Rani masih tidak bisa menerima kenyataan ini. dia tidak mau memiliki suami yang cacat namun dia juga tidak tega melihat Syarif yang sekarang sudah seperti alien.

Namun musibah tidak selesai di situ saja. Bengkel Syarif yang saat itu sedang ramai, ternyata semua mobil pelanggannya habis di bakar si jago merah termasuk dua orang karyawannya ikut tewas dalam musibah itu. 
Semua pelanggan meminta ganti rugi dan juga keluarga karyawannya menuntut meminta tunjangan. dia menyesal karena dia tidak mengasuransikan bengkelnya maka akibatnya dia harus menanggung semuanya dengan harus melego mobil BMW SUV X5 nya tidak cukup itu saja dia juga harus menjual bengkel satu-satunya yang ada di kota serang. mobil dan bengkel tidak lah cukup untuk membayar ganti rugi para pelanggannya yang mayoritas memiliki mobil mewah sekelas BMW dan mercedes Benz. Syarif pun terpaksa menjual rumah mewahnya tabungannya pun terkuras habis. 

setelah itu seratus delapan puluh derajat Syarif jatuh miskin. Rani pun tidak pikir panjang memutuskan pertunangan, pernikahannya gagal akibat musibah itu. Syarif hanya bisa pasrah meratapi nasibnya. Dia benar-benar sudah tersengat lebah kemudian jatuh dan tertimpa tangga, sungguh benar-benar naas nasibnya.

Syarif pun menjadi pemurung dan seperti mayat hidup dalam waktu yang cukup lama. dia belum bisa menerima kejadian itu semua. Namun setelah beberapa lama dia dalam kesedihan.Dia pun sadar semua itu adalah ujian dari Allah, selama ini dia memang terlarut oleh kemewahan dan uang. dia lupa akan hak-hak Allah yang ada pada dirinya. yang telah memberinya rezeki yang melimpah, namun kini Allah pun murka akibat kelalaiannya.

Dia harus bangkit, dia harus memperbaiki dirinya, dia harus lebih mendekat diri kepada Allah dan dia pun harus kembali bangkit merintis bisnis nya. Dia tidak boleh kalah, dia harus kembali menjadi pemenang.

Akhirnya Syarif memutuskan untuk terlebih dahulu memperdalam ilmu agama guna meluruskan niatnya mendekatkan diri kepada Allah. Dia pun belajar di sebuah pesantren. Selama di pesantren dia banyak mendapatkan pelajaran, dia pun sangat dekat dengan kiyai pengasuh pesantren. Setelah lulus dia kembali merintis bisnis nya.

Awalnya dia hanya membuka sebuah tambal ban di pinggir trotoar jalanan serpong tangerang. kemudian di karenakan bakat dan kegigihannya dalam berbisnis, bisnisnya pun mulai berkembang. Hingga suatu hari dia pun mendapat informasi bahwa ada bengkel yang hendak di jual, dia pun berusaha keras untuk bisa membeli bengkel tersebut, dan akhirnya Syarif pun bisa membeli. Bengkel nya maju pesat sebagai mana dia merintis bengkel dahulu namun kejadian yang menimpanya dulu tidak mau terulang lagi. Dia pun menerapkan sistem yang sangat ketat kepada karyawannya dan tentunya tak lupa untuk mengasuransikan bengkel yang sekarang tengah di rintisnya.

Usahanya sudah kembali normal, Syarif benar-benar sudah bangkit kembali. Para pelanggannya yang terdahulu pun sudah kembali mempecayai bengkelnya. Syarif pun sudah bisa kembali membeli mobil,rumah dan tabungan yang cukup. Hanya satu yang belum bisa dia laksanakan yaitu menikah.

Dia pun memutuskan untuk menikah. Tapi dia sadar wajahnya sudah tidak seganteng dulu,wajahnya yang sekarang sudah seperti alien, putih bekas kebakar dan tidak memiliki daun telinga. Syarif sadar dia tidak akan mudah untuk mendapatkan wanita yang bersedia menjadi istrinya. Dia teringat Rani namun Rani sudah tidak mungkin menjadi pendampingnya karena Rani sudah menikah dengan seorang anggota DPR.

Syarif pun memutuskan untuk melamar Santi, seorang gadis anak pak RT yang baru saja lulus kuliah. Namun Pak RT dan Santi menolaknya. Syarif tidak putus asa, kemudian dia melamar Desi, seorang janda kembang yang di tinggal mati suaminya karena tabrakan, Desi masih muda belum mempunyai anak karena usia pernikahan dengan suaminya hanya tiga bulan. Sebenarnya Desi setuju untuk menikah dengan Syarif namun kedua orang tuanya menolak, karena mereka tidak mau menanggung aib memiliki menantu yang cacat.
Syarif pun agak kecewa dengan sikap orang tua Desi, dia hanya bisa menyerah tidak bisa memaksa. Akhirnya ada seorang laki-laki yang di temuinya sehabis pulang sholat Isya di mesjid, lelaki itu menawarkan  anaknya untuk di nikahinya, Syarif pun dengan senang hati menerimanya. Dia merasa tidak masalah gadis itu jelek atau cantik yang penting gadis itu mau menerima Syarif dengan keadaan fisik yang seperti ini dan ternyata gadis itu memang cantik namun setelah melihat keadaan fisik Syarif gadis itu mentah-mentah menolak permintaan ayahnya untuk menikah dengan Syarif dan ayahnya pun tidak bisa memaksa walaupun dia sudah menjelaskan bahwa Syarif ini adalah pengusaha sukses yang bisa menjamin penghidupannya namun gadis itu tetap menolaknya.

Syarif mungkin sudah melamar sekitar sebelas gadis dan janda namun tak ada satu pun yang mau menerimanya dengan berbagai alasan hanya di karenakan wajah Syarif yang buruk. Syarif pun hampir kecewa, di tengah kekecewaannya itu dia serahkan semua kepada Allah Swt, pemilik segala urusan. Di tengah malam dia tidak henti-hentinya berdoa dan bermunajat kepada-Nya. Di tengah doa nya itu tiba-tiba dia teringat pak kiyai Rasyid, kiyai yang mengasuhnya dulu di pondok pesantren.

Pagi hari nya Syarif memutuskan untuk pergi ke pesantren, selain untuk menjalin silaturahmi dia juga hendak menyampaikan keluh kesahnya kepada pak Kiyai. sesampai di pesantren dia di sambut oleh pak kiyai dengan ramah. Syarif langsung menyampaikan semua keluh kesah nya kepada pak kiyai. Pak kiyai menanggapinya dengan arif dan bijaksana. Pak Kiyai mengerti perasaan Syarif. Pak kiyai tahu bahwa syarif adalah orang yang baik selama menimba ilmu di pesantrennya selama dua tahun Syarif menunjukan prestasi yang sangat bagus. Syarif juga merupakan santri andalan di pesantrennya terlebih dalam bidang wiraswasta. Syarif pernah mengangkat nama pesantrenya di bidang wiraswasta dan menjadikan pesantrennya lebih mandiri dalam bidang ekonomi bahkan menjadikan sebagian santri-santri nya bebas biaya. Syarif juga yang membentuk badan usaha pesantren sehingga pesantrennya maju pesat sampai sekarang.

Pak kiyai merasa berterima kasih kepada Syarif, pak kiyai akan berusaha mencarikan jodoh buat syarif. Syarif pun berterima kasih kepada pak kiyai. keesokan harinya pak kiyai menelepon Syarif. Alangakah terkejut, terharu dan juga bahagianya Syarif, ternyata anaknya pak kiyai Siti Aminah bersedia menjadi istrinya Syarif, terlebih Siti Aminah adalah wanita yang Syarif damba-damba kan, karena waktu di pesantren Aminah lah yang mensupport Syarif utuk bangkit kembali. Dan dia juga yang menjadi partner Syarif dalam membentuk badan usah pesantren hingga menjadi besar seperti sekarang. Dan pernikahan itu pun di langsungkan.

Syarif kemudian sujud syukur kehadirat Allah yang telah memberikan jawaban atas doa-doa nya.

'Ingatlah setelah kesulitan pasti ada kemudahan'.



oleh : Aang kunaepi El Kwarizmi









0 comments:

Post a Comment