Monday, April 15, 2013

Menghadapi Lima tantangan Ekonomi Global

Menanggapi pernyataan Bank Dunia, yang menyatakan bahwa terdapat lima tantangan yang akan di hadapi perekonomian Global setelah terjadi beberapa kali krisis Finansial pada awal abad ke-21. 

Diantara lima tantangan Global itu diantaranya : 

1. Pekerjaan

Saat ini terdapat lebih dari 620 juta anak muda yang tidak bekerja atau sedang kuliah, sebagain besar berada di kawasan Asia dan Afrika sub-sahara. 

2. Ketidak merataan pendapatan

 hal ini dinilai dapat meningkatkan instabilitas dan ketegangan sosial. Lebih dari satu miliar penduduk dunia berpenghasilan kurang dari 1,25 dolar AS per hari, dan kesenjangan pendapatan terus meningkat. 

3. Infrastruktur, 

diperkirakan terdapat lebih dari 1,3 miliar orang saat ini tidak memiliki akses kepada listrik. Membutuhkan dana sekitar 43 miliar dolar AS per tahun untuk membuat setiap orang dapat mengakses layanan energi modern pada 2030. Jumlah tersebut tidak mencakup Investasi tahunan sekitar 450 juta Dolar AS yang dibutuhkan untuk mempertahankan layanan energi pada saat ini. 

4. Perubahan iklim, 

meliputi antara lain gelombang panas ekstrim dan anjloknya stok pangan global. Semua kawasan di dunia akan terdampak. Beberapa kawasan akan lebih parah dibanding dengan yang lainnya. Namun yang paling akan terdampak adalah warga miskin. 

5. Efek destabilisasi dari kemajuan teknologi, 

seperti bagaimana meningkatkan keamanan siber dengan tetap memegang teguh keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas suatu teknologi baru tersebut. 

Lalu tibul pertanyaan ! bagaimana cara kita menghadapinya..? Karena mau gak mau kitapun pasti akan terkena dampaknya. Menurut saya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, minimal kita dapat memproteksi agar dampak tantangan ekonomi global tersebut tidak mempengaruhi kita. 

1. Pekerjaan,

Menyangkut masalah pekerjaan. Bisa dikatakan, sekarang pun tantangan itu sudah kita rasakan. Jumlah pengangguran sudah tak terhitung lagi, dampaknya kriminalitas terjadi di mana-mana. Untuk menghadapai masalah ini, pertama-tama kita harus merubah pola pikir kita. Kita jangan lagi berpikir bagaimana setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan, akan tetapi bagaimana kita bisa membuka lapangan pekerjaan. Setiap tahunnya UNMA mampu mewisuda kurang lebih 500 mahasiswa, andaikan dari ke 500 orang itu ada 100 orang saja yang setelah lulus membuka usaha dan dari usahanya itu ia mampu menyerap minimal 5 orang tenaga kerja, sudah di pastikan setiap tahunnya akan terdapat 500 lapangan pekerjaan baru yang berhasil di buka oleh lulusan mahasiswa UNMA. Jika hal ini terjadi, lapangan pekerjaan semakin meningkat, pengaangguran semakin sedikit, dampaknya perekonomian Indonesia akan melejit. Tantangan ekonomi global bukan lagi menjadi suatu kekhawatiran. 

2. Tidak meratanya pendapatan memang tengah menjadi PR besar bagi pemerintah Indonesia. Bagimana bisa, yang miskin semakin miskin dan yang kaya malah tambah kaya. Itu artinya ada kesalahan sistem ekonomi. Sistem seperti ini adalah sistem kapitalis, karena orang-orang yang bergerak di bidang usaha dan bisnis hanya ingin meraup keuntungan yang sebanyak-banyak tanpa mempedulikan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Untuk menghadapi tantangan ini, tiga elemen penting dalam ekonomi seperti pemerintah, pengusaha dan karyawan hendaknya saling memahami hak dan kewajibannya masing-masing, saling bersinergi dan saling menguntungkan karena diantara satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Permaslahannya saya rasa tidak hanya di situ, akan tetapi standar pendidikan yang masih rendahlah yang menyebabkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Untuk itu kedepan pemerintah harus mewajibkan belajar minimal 15 tahun. Itu artinya setiap individu warga negara Indonesia berpendidikan minimal D3. Dengan pendidikan yang tinggi tentunya tingkat kesejahteraanpun akan semakin tinggi. Dan ketidak merataan pendapatan pun bisa di atasi. 

3. Permasalah Infrastruktur bisa di katakan paling kronis di Indonesia. Muali dari jalan, public transport, public place, rata-rata semuanya di bawah standar dan bisa di katakan dalam kondisi tidak layak. Jalan yang semakin menyempit karena jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor tidak sebanding dengan jalan yang ada. Public transportasi tidak bisa menjamin keamanan dan keselamatan apalagi pelayanan. Tempat-tempat umum tidak terawat sebagai mana mestinya bahkan malah di menjadi tempat yang tidak aman. Terlalu kompleks kalau kita berbicara masalah infrastruktur, yang jelas kesadaran dan kedisiplinan masyarakat harus di tingkatkan. Menjaga dan merawat pasilitas yang sudah ada adalah jalan terbaik ketimbang protes sana-sini tapi hanya menjadi angin lalu. Kita buktikan bahwa mahasiswa pun bisa merawat dan menjaga infrastruktur yang ada bahkan mahasiswa bisa menciptakan. Seperti energi listrik buat pedesaan kita bisa memanfaatkan arus ari sungai, atau sumber energi lain yang sudah banyak di temukan oleh mahasiswa dan langsung bisa di aplikasikan di masyarakat sehingga manfaatnya langsung terasa, itu saya rasa solusi yang paling mudah ketimbang kita harus menunggu bantuan dari bank dunia atau pemerintah. 

4. Perubahan iklim atau cuaca, Indonesia hanya memiliki dua musim hujan dan panas, berbeda dengan negara-negara lain yang bisa memiliki empat musim. Namun dua musim saja Indoneisa sudah kewalahan. Apabila musim hujan maka terancam banjir dan petani terancam gagal panen karena terendam banjir, sebaliknya apabila musim panas maka yang terjadi adalah kekeringan sehingga tidak bisa bercocok tanam. Seharusnya masalah ini bisa teratasi dengan melihat siklus cuaca yang akan terjadi, bukannya kita punya BMKG yang kerjanya memperkirakan cuaca bahkan bisa ketahuan sebulan hingga setahun kedepan. Dengan adanya teknologi tersebut seharusnya kita bisa menentukan kapan kita bisa mulai mencocok tanam. Terus bagaimana kita bisa menampung air hujan sehingga pada saat musim kemarau tiba, persediaan air sudah mencukupi. Dan pertanianpun teta bisa berjalan. 

5. Kemajuan teknologi memang berdampak posotif namun juga bisa berdampak negatif. Karena semuanya pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Untuk menyikapi hal ini, tentunya kita juga hrus meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan teknologi terkini, sehingga kita tahu langakah-langkah apa saja yang harus dihindarai agar kita tidak menajdi korban ternologi di era globalisasi sekarang ini. Jadi, tantangan perekonomian global bukanlah hal yang meski kita takutkan. Asalkan kita mau berupaya dan berusaha untuk bisa memanfaatkan segala bentuk ancaman menajadi peluang. 

Dengan adanya tantangan ekonomi global ini, Indonesia seharusnya bisa diuntungkan karena kita tahu sendiri bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya akan sumber daya, asal kita saja yang harus mampu mengelolanya, jangan sampai orang-orang asing yang menguasi pangsa pasar potensial Indonesia, jadi yang berhak kaya dari alam Indonesia adalah orang Indonesia bukan meraka orang-orang asing, yang kedatangannya pun kadang tidak di undang. 

Sekali lagi solusi untuk menghadapai tantangan ekonomi global adalah kesiapan mental dan ilmu pengetahuan kita, dan juga keberanian untuk bertindak, karena tanpa tindakan sebuah rencana hanyalah kesia-siaan.

0 comments:

Post a Comment