Friday, August 30, 2013

Apa Itu Asuransi Syariah ??

Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para peserta meng-infaq-kan/menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional asuransi dan investasi dari dana-dana/kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan.

Asuransi syari’ah disebut juga dengan asuransi ta’awun yang artinya tolong menolong atau saling membantu . Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta’awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta. Prinsip ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2, yang artinya :

“Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan”

MENGAPA HARUS ASURANSI SYARIAH?

Asuransi yang selama ini digunakan oleh mayoritas masyarakat (konvensional) bukan merupakan asuransi yang dikenal oleh para pendahulu dari kalangan ahli fiqh, karena tidak termasuk transaksi yang dikenal oleh fiqh Islam, dan tidak pula dari kalangan para sahabat yang membahas hukimnya.

Terjadi perbedaan pendapat ulama tentang asuransi non syariah (konvensional) yang disebabkan oleh perbedaan ilmu dan ijtihad mereka. Alasannya antara lain :

1. Pada transaksi asuransi konvensional terdapat jahalah (ketidaktahuan) dan ghoror (ketidakpastian), dimana tidak diketahui siapa yang akan mendapatkan keuntungan atau kerugian pada saat berakhirnya periode asuransi.

2. Di dalamnya terdapat riba atau syubhat riba. Hal ini akan lebih jelas dalam asuransi jiwa, dimana seseorang yang membeli polis asuransi membayar sejumlah kecil dana/premi dengan harapan mendapatkan uang yang lebih banyak dimasa yang akan datang, namun bisa saja dia tidak mendapatkannya. Jadi pada hakekatnya transaksi ini adalah tukar menukar uang, dan dengan adanya tambahan dari uang yang dibayarkan, maka ini jelas mengandung unsur riba, baik riba fadl dan riba nasi’ah. 

3. Asuransi ini termasuk jenis perjudian (maysir), karena salah satu pihak membayar sedikit harta untuk mendapatkan harta yang lebih banyak dengan cara untung-untungan atau tanpa pekerjaan. Jika terjadi kecelakaan ia berhak mendapatkan semua harta yang dijanjikan, tapi jika tidak maka ia tidak akan mendapatkan apapun.

Melihat ketiga hal di atas, dapat dikatakan bahwa transaksi dalam asuransi konvensional yang selama ini kita kenal, belum sesuai dengan transaksi yang dikenal dalam fiqh Islam. Asuransi syari’ah dengan prinsip ta’awunnya, dapat diterima oleh masyarakat dan berkembang cukup pesat pada beberapa tahun terakhir ini.  
Asuransi syariah dengan perjanjian di awal yang jelas dan transparan serta aqad yang sesuai syariah, dimana dana-dana dan premi asuransi yang terkumpul (disebut juga dengan dana tabarru’) akan dikelola secara profesional oleh perusahaan asuransi syariah melalui investasi syar’i dengan berlandaskan prinsip syariah.

Dan pada akhirnya semua dana yang dikelola tersebut (dana tabarru’) nantinya akan dipergunakan untuk menghadapi dan mengantisipasi terjadinya musibah/bencana/klaim yang terjadi diantara peserta asuransi. Melalui asuransi syari’ah, kita mempersiapkan diri secara finansial dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip transaksi yang sesuai dengan fiqh Islam. Jadi tidak ada keraguan untuk berasuransi syari’ah.

Kisah Cinta Paling Indah Dalam Islam

1. Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra 

 Cinta Ali dan Fatimah luar biasa indah, terjaga kerahasiaanya dalam sikap, ekspresi, dan kata, hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dalam suatu pernikahan. Konon saking rahasianya, setan saja tidak tahu menahu soal cinta di antara mereka. Subhanallah. 

 Ali terpesona pada Fatimah sejak lama, disebabkan oleh kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan paras putri kesayangan Rasulullah Saw. itu. Ia pernah tertohok dua kali saat Abu Bakar dan Umar ibn Khattab melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya. Namun kesabarannya berbuah manis,lamaran kedua orang sahabat yang tak diragukan lagi kesholehannya tersebut ternyata ditolak Rasulullah Saw. Akhirnya Ali memberanikan diri. Dan ternyata lamarannya kepada Fatimah yang hanya bermodal baju besi diterima.

 Di sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fathimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”

 2. Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz, khalifah termasyhur dalam Bani Umayyah, suatu kali jatuh cinta pada seorang gadis, namun istrinya, Fatimah binti Abdul Malik tak pernah mengizinkannya menikah lagi. Suatu saat dikisahkan bahwa Umar mengalami sakit akibat kelelahan dalam mengatur urusan pemerintahan. Fatimah pun datang membawa kejutan untuk menghibur suaminya. Ia menghadiahkan gadis yang telah lama dicintai Umar, begitu pun si gadis mencintai Umar. Namun Umar malah berkata: “Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,”

 Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta. Akhirnya ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain. Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya, “Umar, dulu kamu pernah mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?” Umar bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, “Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam!”

 3. Abdurrahman ibn Abu Bakar 

Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan istrinya, Atika, amat saling mencintai satu sama lain sehingga Abu Bakar merasa khawatir dan pada akhirnya meminta Abdurrahman menceraikan istrinya karena takut cinta mereka berdua melalaikan dari jihad dan ibadah. Abdurrahman pun menuruti perintah ayahnya, meski cintanya pada sang istri begitu besar. 

 Namun tentu saja Abdurrahman tak pernah bisa melupakan istrinya. Berhari-hari ia larut dalam duka meski ia telah berusaha sebaik mungkin untuk tegar. Perasaan Abdurrahman itu pun melahirkan syair cinta indah sepanjang masa:
Demi Allah, tidaklah aku melupakanmu..
Walau mentari tak terbit meninggi.. 
Dan tidaklah terurai air mata merpati itu..
Kecuali berbagi hati..
Tak pernah kudapati orang sepertiku..
Menceraikan orang seperti dia..
Dan tidaklah orang seperti dia dithalaq karena dosanya..
Dia berakhlaq mulia, beragama, dan bernabikan Muhammad..
Berbudi pekerti tinggi, bersifat pemalu dan halus tutur katanya..
Akhirnya hati sang ayah pun luluh. Mereka diizinkan untuk rujuk kembali. Abdurrahman pun membuktikan bahwa cintanya suci dan takkan mengorbankan ibadah dan jihadnya di jalan Allah. Terbukti ia syahid tak berapa lama kemudian.

 4. Rasulullah Saw. dan Khadijah binti Khuwailid

Teladan dalam kisah cinta terbaik tentunya datang dari insan terbaik sepanjang masa: Rasulullah Saw. Cintanya kepada Khadijah tetap abadi walaupun Khadijah telah meninggal. Alkisah ternyata Rasulullah telah memendam cintanya pada Khadijah sebelum mereka menikah. Saat sahabat Khadijah, Nafisah binti Muniyah, menanyakan kesedian Nabi Saw. untuk menikahi Khadijah, maka Beliau menjawab: “Bagaimana caranya?” Ya, seolah-olah Beliau memang telah menantikannya sejak lama.

 Setahun setelah Khadijah meninggal, ada seorang wanita shahabiyah yang menemui Rasulullah Saw. Wanita ini bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah? Engkau memiliki 9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar.”

Sambil menangis Rasulullah Saw menjawab, “Masih adakah orang lain setelah Khadijah?”
Kalau saja Allah tidak memerintahkan Muhammad Saw untuk menikah, maka pastilah Beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad Saw menikah dengan Khadijah layaknya para lelaki. Sedangkan pernikahan-pernikahan setelah itu hanya karena tuntutan risalah Nabi Saw, Beliau tidak pernah dapat melupakan istri Beliau ini walaupun setelah 14 tahun Khadijah meninggal.

Masih banyak lagi bukti-bukti cinta dahsyat nan luar biasa islami Rasulullah Saw. kepada Khadijah. Subhanallah.

5. Rasulullah Saw. dan Aisyah

Jika Rasulullah SAW ditanya siapa istri yang paling dicintainya, Rasul menjawab, ”Aisyah”. Tapi ketika ditanya tentang cintanya pada Khadijah, beliau menjawab, “cinta itu Allah karuniakan kepadaku”. Cinta Rasulullah pada keduanya berbeda, tapi keduanya lahir dari satu yang sama: pesona kematangan.

 Pesona Khadijah adalah pesona kematangan jiwa. Pesona ini melahirkan cinta sejati yang Allah kirimkan kepada jiwa Nabi Saw. Cinta ini pula yang masih menyertai nama Khadijah tatkala nama tersebut disebut-sebut setelah Khadijah tiada, sehingga Aisyah cemburu padanya.

Sedangkan Aisyah adalah gabungan dari pesona kecantikan, kecerdasan, dan kematangan dini. Ummu Salamah berkata, “Rasul tidak dapat menahan diri jika bertemu dengan Aisyah.”

Banyak kisah-kisah romantis yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad dan istrinya, Aisyah. Rasul pernah berlomba lari dengan Aisyah. Rasul pernah bermanja diri kepada Aisyah. Rasul memanggil Aisyah dengan panggilan kesayangan ‘Humaira’. Rasul pernah disisirkan rambutnya, dan masih banyak lagi kisah serupa tentang romantika suami-istri.

6. Thalhah ibn ‘Ubaidillah

Berikut ini kutipan kisah Thalhah ibn ‘Ubaidillah.

Satu hari ia berbincang dengan ‘Aisyah, isteri sang Nabi, yang masih terhitung sepupunya. Rasulullah datang, dan wajah beliau pias tak suka. Dengan isyarat, beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam meminta ‘Aisyah masuk ke dalam bilik. Wajah Thalhah memerah. Ia undur diri bersama gumam dalam hati, “Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah. Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah.”

Satu saat dibisikannya maksud itu pada seorang kawan, “Ya, akan kunikahi ‘Aisyah jika Nabi telah wafat.”
Gumam hati dan ucapan Thalhah disambut wahyu. Allah menurunkan firmanNya kepada Sang Nabi dalam ayat kelimapuluhtiga surat Al Ahzab, “Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada isteri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi isteri-isterinya sesudah wafatnya selama-lamanya.”

Ketika ayat itu dibacakan padanya, Thalhah menangis. Ia lalu memerdekakan budaknya, menyumbangkan kesepuluh untanya untuk jalan Allah, dan menunaikan haji dengan berjalan kaki sebagai taubat dari ucapannya. Kelak, tetap dengan penuh cinta dinamainya putri kecil yang disayanginya dengan asma ‘Aisyah. ‘Aisyah binti Thalhah. Wanita jelita yang kelak menjadi permata zamannya dengan kecantikan, kecerdasan, dan kecemerlangannya. Persis seperti ‘Aisyah binti Abi Bakr yang pernah dicintai Thalhah.
 Subhanallah. Mantab.

 7. Kisah cinta yang membawa surga

Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja’ bin Amr An-Nakha’i, ia berkata, “Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia sangat rajin dan taat. Suatu waktu dia berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha’.

 Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata cintanya pada si wanita cantik tak bertepuk sebelah tangan.

 Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang untuk melamar gadis tersebut. Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dojodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, ‘Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku.’

 Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, ‘Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar. Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.’

 Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, “Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu.” Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus karena menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, Dia menangis dan mendo’akanya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburannya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, “Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?”

 Dia menjawab, “Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan.”

 Pemuda itu bertanya, “Jika demikian, kemanakah kau menuju?” Dia jawab, “Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak.”

 Pemuda itu berkata, “Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu.” Dia jawab, “Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah.”

 Si pemuda bertanya, “Kapan aku bisa melihatmu?” Jawab si wanita: “Tak lama lagi kau akan datang melihat kami.” Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia.

 Hmm, sebuah kisah cinta yang agung dengan berdasarkan janji bertemu di surga. Luar biasa. AllahuAkbar.

 8. Ummu Sulaim dan Abu Thalhah

Ummu Sulaim merupakan janda dari Malik bin Nadhir. Abu Thalhah yang memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memutuskan untuk menikahi Ummu Sulaim tanpa banyak pertimbangan. Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada, meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat,

 “Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah. Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah. Maka tak pantas bagiku menikah denganmu. Coba Anda tebak apa keinginan saya?”

 “Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan,” kata Abu Thalhah.
 “Sedikitpun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan. Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam,” tukas Ummu Sualim tandas. 
 “Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?” tanya Abu Thalhah.
 “Tentu saja pembimbingmu adalah Rasululah sendiri,” tegas Ummu Sulaim.

 Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah Saw. yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah Saw. berseru, “Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya.”

 Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikitpun tegiur oleh kenikmatan yang dia janjikan. Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim? Hingga tanpa terasa di hadapan Rasulullah Saw. lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat, “Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya.”

 Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah, sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya. Hingga Tsabit –seorang perawi hadits- meriwayatkan dari Anas, “Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya.” Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.

 9. Kisah seorang pemuda yang menemukan apel.

Alkisah ada seorang pemuda yang ingin pergi menuntut ilmu. Dictengah perjalanan dia haus dan singgah sebentar di sungai yang airnya jernih. dia langsung mengambil air dan meminumnya. tak berapa lama kemudian dia melihat ada sebuah apel yang terbawa arus sungai, dia pun mengambilnya dan segera memakannya. setelah dia memakan segigit apel itu dia segera berkata “Astagfirullah”

 Dia merasa bersalah karena telah memakan apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu. “Apel ini pasti punya pemiliknya, lancang sekali aku sudah memakannya. Aku harus menemui pemiliknya dan menebus apel ini”.

 Akhirnya dia menunda perjalanannya menuntut ilmu dan pergi menemui sang pemilik apel dengan menyusuri bantaran sungai untuk sampai kerumah pemilik apel. Tak lama kemudian dia sudah sampai ke rumah pemilik apel. Dia melihat kebun apel yang apelnya tumbuh dengan lebat.

 “Assalamualaikum….”

 “Waalaikumsalam wr.wb.”. Jawab seorang lelaki tua dari dalam rumahnya.

 Pemuda itu dipersilahkan duduk dan dia pun langsung mengatakan segala sesuatunya tanpa ada yang ditambahi dan dikurangi. Bahwa dia telah lancang memakan apel yang terbawa arus sungai.

 “Berapa harus kutebus harga apel ini agar kau ridha apel ini aku makan pak tua”. tanya pemuda itu.
 Lalu pak tua itu menjawab. “Tak usah kau bayar apel itu, tapi kau harus bekerja di kebunku selama 3 tahun tanpa dibayar, apakah kau mau?”

Pemuda itu tampak berfikir, karena untuk segigit apel dia harus membayar dengan bekerja di rumah bapak itu selama tiga tahun dan itupun tanpa digaji, tapi hanya itu satu-satunya pilihan yang harus diambilnya agar bapak itu ridha apelnya ia makan.”Baiklah pak, saya mau.”

Alhasil pemuda itu bekerja di kebun sang pemilik apel tanpa dibayar. Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun pun berlalu. Tak terasa sudah tiga tahun dia bekerja dikebun itu. Dan hari terakhir dia ingin pamit kepada pemilik kebun.

 “Pak tua, sekarang waktuku bekerja di tempatmu sudah berakhir, apakah sekarang kau ridha kalau apelmu sudah aku makan?” Pak tua itu diam sejenak. “Belum.”

Pemuda itu terhenyak. “Kenapa pak tua, bukankah aku sudah bekerja selama tiga tahun di kebunmu.”

“Ya, tapi aku tetap tidak ridha jika kau belum melakukan satu permintaanku lagi.”
“Apa itu pak tua?”
“Kau harus menikahi putriku, apakah kau mau?”
“Ya, aku mau.” jawab pemuda itu.
Bapak tua itu mengatakan lebih lanjut. “Tapi, putriku buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kau mau?”
Pemuda itu tampak berfikir, bagaimana tidak…dia akan menikahi gadis yang tidak pernah dikenalnya dan gadis itu cacat, dia buta, tuli, dan lumpuh. Bagaimana dia bisa berkomunikasi nantinya? Tapi diap un ingat kembali dengan segigit apel yang telah dimakannya. Dan dia pun menyetujui untuk menikah dengan anak pemilik kebun apel itu untuk mencari ridha atas apel yang sudah dimakannya.
“Baiklah pak, aku mau.”
Segera pernikahan pun dilaksanakan. Setelah ijab kabul sang pemuda itupun masuk kamar pengantin. Dia mengucapkan salam dan betapa kagetnya dia ketika dia mendengar salamnya dibalas dari dalam kamarnya. Seketika itupun dia berlari mencari sang bapak pemilik apel yang sudah menjadi mertuanya.
“Ayahanda…siapakah wanita yang ada didalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan istriku?”
Pak tua itu tersenyum dan menjawab. “Masuklah nak, itu kamarmu dan yang di dalam sana adalah istimu.”
Pemuda itu tampak bingung. “Tapi ayahanda, bukankah istriku buta, tuli tapi kenapa dia bisa mendengar salamku?
Bukankah dia bisu tapi kenapa dia bisa menjawab salamku?”
Pak tua itu tersenyum lagi dan menjelaskan. “Ya, memang dia buta, buta dari segala hal yang dilarang Allah. Dia tuli, tuli dari hal-hal yang tidak pantas didengarnya dan dilarang Allah. Dia memang bisu, bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah, dan dia lumpuh, karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat yang maksiat.”| Pemuda itu hanya terdiam dan mengucap lirih: “Subhanallah…..”

Dan merekapun hidup berbahagia dengan cinta dari Allah.

10. Zulaikha dan Yusuf As.

Cinta Zulaikha kepada Yusuf As. konon begitu dalam hingga Zulaikha takut cintanya kepada Yusuf merusak cintanya kepada Allah Swt. Berikut sedikit ulasan tentang cinta mereka.

Zulaikha adalah seorang puteri raja sebuah kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir. Beliau seorang puteri yang cantik menarik. Beliau bermimpi bertemu seorang pemuda yang menarik rupa parasnya dengan peribadi yang amanah dan mulia. Zulaikha pun jatuh hati padanya. Kemudian beliau bermimpi lagi bertemu dengannya tetapi tidak tahu namanya.

Kali berikutnya beliau bermimpi lagi, lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai Wazir kerajaan Mesir. Kecintaan dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda tersebut terus berputik menjadi rindu dan rawan sehingga beliau menolak semua pinangan putera raja yang lain. Setelah bapanya mengetahui isihati puterinya, bapanya pun mengatur risikan ke negeri Mesir sehingga mengasilkan majlis pernikahan dengan Wazir negri Mesir.

Memandang Wazir tersebut atau al Aziz bagi kali pertama, hancur luluh dan kecewalah hati Zulaikha. Hatinya hampa dan amat terkejut, bukan wajah tersebut yang beliau temui di dalam mimpi dahulu. Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya: “Benar, ini bukan pujaan hati kamu. Tetapi hasrat kamu kepada kekasih kamu yang sebenarnya akan tercapai melaluinya. Janganlah kamu takut kepadanya. Mutiara kehormatan engkau sebagai perawan selamat bersama-sama dengannya.”

Perlu diingat sejarah Mesir menyebut, Wazir diraja Mesir tersebut adalah seorang kasi, yang dikehendaki berkhidmat sepenuh masa kepada baginda raja. Oleh yang demikian Zulaikha terus bertekat untuk terus taat kepada suaminya kerana ia percaya ia selamat bersamnya.

Demikian masa berlalu, sehingga suatu hari al-Aziz membawa pulang Yusuf a.s. yang dibelinya di pasar. Sekali lagi Zulaikha terkejut besar, itulah Yusuf a.s yang dikenalinya didalam mimpi. Tampan, menarik dan menawan.| Sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Hammad dari Tsabit bin Anas memperjelasnya: “Yusuf dan ibunya telah diberi oleh Allah separuh kecantikan dunia.”

Kisah Zulaikha dan Yusuf direkam di dalam Al Quran pada Surah Yusuf ayat 21 sampai 36 dan ayat 51. Selepas ayat tersebut Al Quran tidak menceritakan kelanjutan hubungan Zulaikha dengan Yusuf a.s. Namun Ibn Katsir di dalam Tafsir Surah Yusuf memetik bahwa Muhammad bin Ishak berkata bahawa kedudukan yang diberikan kepada Yusuf a.s oleh raja Mesir adalah kedudukan yang dulunya dimiliki oleh suami Zulaikha yang telah dipecat. Juga disebut-sebut bahwa Yusuf telah beristrikan Zulaikha sesudah suaminya meninggal dunia, dan diceritakan bahwa pada suatu ketika berkatalah Yusuf kepada Zulaikha setelah ia menjadi isterinya, “Tidakkah keadaan dan hubungan kita se¬karang ini lebih baik dari apa yang pernah engkau inginkan?”

Zulaikha menjawab, “Janganlah engkau menyalahkan aku, hai kekasihku, aku sebagai wanita yang cantik, muda belia bersuamikan seorang pemuda yang berketerampilan dingin, menemuimu sebagai pemuda yang tampan, gagah perkasa bertubuh indah, apakah salah bila aku jatuh cinta kepadamu dan lupa akan kedudukanku sebagai wanita yang bersuami?”| Dikisahkan bahwa Yusuf menikahi Zulaikha dalam keadaan gadis (perawan) dan dari perkawinan itu memperoleh dua orang putra: Ifraitsim bin Yusuf dan Misya bin Yusuf.

Wallahu wa Rasulullahu bisshowab.

Sumber :

Wednesday, August 28, 2013

Berani Katakan Merdeka, Berarti anda Sudah Kaya.

Tulisan ini saya buat bertepatan dengan perayaan kemerdekaan RI yang ke 68. Dulu ketika kecil kita sangat bersuka cita merayakan hari kemerdekaan, upacara bendera seakan menjadi agenda wajib dalam rangka merayakan hari kemerdekaan, bagus memang untuk menumbuhkan rasa nasionalisme kecintaan terhadap negeri tumpah darah kita.

Namun setelah dewasa ketimpangan merayakan hari kemerdekaan mulai saya rasakan, apa sebab ?? kesenjangan antara hidup orang-orang Indonesia masih sangat jomplang. Ada orang kaya banget sehingga bingung mau naro uangnnya di mana lagi. Tapi ada juga orang yang miskin banget sehingga bingung hari ini mau makan apa.

Tambah lagi orang miskin di kita itu jumlahnya hamper 1/3 dari jumlah penduduk Indonesia. Bagi orang miskin boro-boro bisa merayakan hari kemerdekaan mau merayakan hari lebaran yang berlangung kemarin aja mereka mungkin tidak bisa, karena tidak punya biaya, yaa bisa disimpulkan meredeka itu hanya untuk orang-orang kaya. Intinya secara penjajahan fisik kita mungkin merdeka tapi secara ekonomi kita masih di jajah oleh bangsa-bangsa barat , cina dan jepang. Merdeka itu ketika kemiskinan sudah tidak ada lagi di bumi Indonesia hak-hak warga Negara tidak di rampas oleh pejabat Negara demi memenuhi kepentingan penguasa dan sekutu-sekutunya.

Merdeka itu ketika kemiskinan menjadi kekayaan, lha kalo gitu Indonesia bisa di katakan merdeka jikalau semua penduduknya sudah kaya dunk..? ia sih pengennya tp itu gk mungkin kale, apa sebab? Ya gk mungkin orang jd kaya semua, tp minimalnya tidak ada orang miskin yang ada orang yg cukup. Artinya semua kebutuhan pokok mereka sudah terpenuhi tak ada lagi istilah kelaparan, tak ada lagi orang-orang tidur di jalanan,tdk ada lagi kesenjangan antara si kaya dan si miskin, anak- anak bisa sekolah dan mengenyam pendidikan lebih tinggi, nah klo sudah begini baru kita bisa dikatakan merdeka karena sudah tidak ada rakyat yang mendrita. 

Menjadi kaya adalah harapan semua orang,, saya yakin tidak ada satu pun mahluk di dunia ini yang ingin hidupnya miskin,serba kekurangan. Untuk menjadi kaya perlu usaha, perlu kerja keras dan kerja cerdas, sambil terus di imbangai dengan doa meminta kepada yang maha kaya Allah Swt.

Mau kaya..?? jadilah pengusaha !! lho kenapa harus pengusaha ?? jadi PNS atau karyawan juga bisa jadi kaya, apalagi klo jadi pejabat, banyak tuh buktinya… hmm klo seperti itu harus di reset ulang pola pikir kita tentang makna kekayaan. Seorang PNS atau karyawan bahkan pejabat adalah manusia-manusia yang menggantungkan hidupnya dari gaji, hidup dari ngandelin gaji, klo udah tidak bisa bekerja lagi mana bisa ia gajian.. apalagi pejabat klo ada pejabat kaya raya hmm perlu di curigai tuh, dari mana harta kekayaan dia dapat,,, klo boleh curiga sih pasti dari hasil korupsi,,, kecuali pejabat yang sebelumnya adalah seorang pengusaha sukses,, nah baru saya percaya.

Kalo kita jadi pengusaha atau pembisnis tuh gk ada kata istilah kita hidup dari gaji, justru kita malah memberi gaji. Penghasilannya unlimited lagi, sesuai dari kadar usahanya yang ia lakukan, makin besar usahanya makin gede juga penghasilannya. Artinya seorang pengusaha itu rezekinya akan berbanding lurus dengan apa yang diusahakannya,. Rasul sendiri sudah menjelaskan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki itu ada pada perniagaan artinya ada pada perusahaan.

Lho terus giamna kalo tidak ada PNS, pejabat dan karyawan. Siapa dung yang melayani rakyat, siapa yang mau ngurus Negara dan pengusaha juga siapa yang menjalankan usahanya klo bukan karyawan. Simple aja jawabanya boleh lah kita jadi PNS, Pejabat atau karyawan tapi sambil usaha sambil merintis bisnis di sela-sela waktu kerja atau di luar jam kerja. Jadi kaya juga bukan hanya jadi pengusaha atau pebisnis yang sukses, akan tetapi ini juga berurusan dengan habit atau kebiasaan. Percuma jadi pengusaha dengan penghasilan puluhan juta akan tetapi kebiasaan menghamburkan uang masih ia lakukan, seperti berjudi, mabuk-mabukan, merokok dan hal mubadzir lainya. 

Bila sudah menjadi orang kaya kita juga harus pandai-pandai memenej keuangan, agar tidak kembali terjerumus kedalam jurang kemiskinan. Uang yang kita miliki sebaiknya kelebihannya di gunakan kembali untuk investasi ke sector lain agar perekonomian bisa berkembang berkat uang yang kita investasikan. Dan jangan lupa satu hal yang harus kita perhatikan adalah Zakat, infak dan sedekah dari harta yang kita miliki sebagaiannya ada hak orang lain. 

Lho ko malah sibuk ngebahas kekayaan yaa.. merdekanya mana..?? hehehe.. yaa pada intinya untuk benar-benar merdeka mari kita berjuang untuk memusnahkan kemiskian dengan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan dengan cara membuka peluang usaha sebanyak-banyaknya.

“Jika kita memudahkan urusana orang lain, maka Allah akan memudahkan urusan kita”. 

“jika kita mengayakan orang lain, maka Allah pun akan mengayakan kita”

~MERDEKA~

Saturday, August 24, 2013

Hindari Bunga Bank

 atau bunga dalam bank konvensional itu adalah jelas riba dan riba adalah sangat di laknat Allah Swt. Keputusan fatwa MUI No.1 thn. 2004 tentang bunga/interest atau dalam islam di sebut Fa'idah. menyatakan berdasarkan pertimbangan dan sumber-sumber hadist yang shohih bahwa bunga pada bank konvensional adalah haram, dan umat muslim indonesia di anjurkan untuk beralih ke bank syariah, apabila di daerahnya tidak ada bank syariah maka di bolehkan menggunakan bank konvensional berdasarkan prinsip darurat/hajat.

apa sebab riba itu haram, berdasarkan hadist nabi Saw  "Dari jabir R.a : " Rasulullah saw, melaknat orang yang memakan (mengambil) riba, memberikan,menuliskan, dan dua orang yang menyaksikan. "ia berkata:"mereka berstatus hukum sama."(HR. Muslim)

selain masih banyak hadist yang menyatakan tenang bahaya riba. bahaya riba terletak pada sifatnya yang tidak menguntungkan keduabelah pihak antara yang memberi dan menerima riba.selain itu riba juga dapat merusak sistem perekonomian. contoh saja pada kerisis 2008 hampir semua bank konvensional dan lembaga keuangan konvensional gulung tikar, karena hampir semua aset mereka hilang termakan riba.

sedangkan bank yang mengusung sistem syariah tetap eksis dan malah berkembang lebih pesat. kemudian apakah kita masih mau memakan riba, sedangkan MUI sendiri sudah menyatakan bahwa riba itu haram. hanya presiden tidak mau menyatkan demikian karena mungkin presiden takut ekonomi indonesia akan hancur, padahal justru apabila semua umat muslim indonesia beralih ke bank syariah maka perekonomian pun indonesia pun akan semakin berkah karena tidak ada unsur riba di dalamnya. biarlah orang-orang non muslim saja yang menggunakan bank konvesional.

jadi hindarilah bunga bank dengan memulai beralih ke bank-bank syariah. karena hampir semua bank di indonesia sekarang memiliki unit syariah di dalamnya. walau terkadang prakteknya masih hampir sama dengan konvensional, tapi setidaknya sistem bagi hasilnya masih benar2 syariah sehingga tidak ada yang akan di rugikan. 

Tuesday, August 20, 2013

Bisnis Mengundang Ketenangan

"Permudahlah oleh kalian urusan orang dan jangan mempersulit, berilah oleh kalian kabar gembira dan jangan membuat mereka takut (HR Bukhari dan Muslim).

Berbisnis dengan niat memberikan manfaat kepada orang banyak, itu tidak ubahnya laksana kita melakukan sedekah. bisnis yang kita lakukan akan memberikan berkah dan akan menjadikan jiwa kita tenang serta merasa selalu di di ridhoi oleh-Nya.

Berbisnis dengan berlandaskan iman dan taqwa yaitu semata-mata karena ingan mendapatkan Ridho-Nya, bukan saja akan membuat bisnis kita lebih barokah akan tetapi kemudahan-kemudahan akan senantiasa menghampiri bisnis yang kita lakukan.

Berbisnis jangan hanya ingin meraup keuntungan akan tetapi harus selalu di perhatikan aspek manfaat dari bisnis yang kita lakukan. lebih banyak manfaatnya akan lebih berkah adanya..

Jangan sekali-kali melakukan kecurangan, bisnis kita harus jujur sesuai aturan. tak boleh sogok-menyeogok untuk mendapatkan tender atau proyek dengan nilai triliunan akan tetapi hilang keberkahan. lebih baik berbisnis biasa-biasa saja namun berkah adanya. cukup untuk kebutuhan hidup, seperti makan, tempat tinggal yang layak, pakaian yang layak, dan kehidupan sosial yang layak. naik haji dan keliling luar negeri.. hehehe itu mah namanya bukan seekdar layak tapi buanyak. gpp banyak asalakan halal sumbernya.

Berbisnis akan mengundang ketenangan jikalau sumber-sumber dari bisnis itu halal dan susuai syariah, memiliki parthner kerja yang amanah dan senantiasa jujur dalam nengemban tugas.

Jikalau kita memiliki lingkungan bisnis yang sehat, maka ketenangan batin kita akan menjadikan kita orang yang bermartabat di sisi-Nya. asalkan kita melakukannya dengan jujur dan terpercaya.

"pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama nabi, orang-orang syadiqin dan para Syuhada."(HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

jika kita melakukan bisnis dengan jujur dan terpercaya maka bisnis kita akan jaya dunia dan akhirat. ~insyaallah~

Monday, August 19, 2013

Prinsip Ekonomi Egaliter

 ekonomi egaliter yang paling mendasar adalah prinsip kesetaraan atau valuasi yang sederajat antara modal dan usaha dan antara pemilik modal dan pelaku usaha. Valuasi yang setara adalah dalam bentuk distribusi resiko dan keuntungan (profit) yang sama bagi pemilik modal dan pelaku usaha. Dengan demikian penambahan modal (capital gain) hanya berasal dari usaha yang nyata, bukan melalui tindakan spekulasi/gambling atau riba di pasar modal/uang. Dengan adanya pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang berbasis pada tindakan spekulasi dan gambling di pasar uang dan modal, maka proses ekonomi riil (produksi, distribusi dan pemasaran) akan menjadikan tulang punggung sistem perekonomian yang berlaku.

 Kesetaraan bagi seluruh pelaku ekonomi ini harus dijamin oleh aturan undang-undang yang dibangun di atas nilai-nilai moral dan etik yang tumbuh di masyarakat dengan menganut mekanisme pasar yang bebas tanpa distorsi kepentingan dengan penekanan pada batasan moral dan etika yang melarang tindakan kezaliman, monopoli, oligopoli dan spekulasi serta criminal ekonomi lain. Kesempatan yang sama bagi seluruh penduduk untuk berusaha, melakukan akses terhadap pasar dan sumber daya alam yang ada harus dijamin secara hukum dan perundang-undangan. Sistem ekonomi kesetaraan ini juga akan mempermudah tercapainya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development) demi kelangsungan generasi dan konservasi lingkungan dan alam.

 Karena itu sasaran yang hendak dicapai melalui pembangunan ekonomi egaliter adalah: 

1. Tegaknya keadilan dalam proses perekonomian melalui mekanisme pasar yang adil dan bebas dari kezaliman ekonomi yang dilakukan oleh para penguasa modal dan sumber-sumber ekonomi lain 

2. Tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat dengan tercukupinya kebutuhan hidup yang mendasr bagi seluruh rakyat; 

3. Terwujudkannya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan terjaganya konservasi sumber daya alam dan manusia melalui efisiensi proses pengelolaan dan perekonomian secara keseluruhan.

Sumber : MSI (Muhammad Sohibul Iman ) dalam kebijakan ekonomi PKS.

Monday, August 12, 2013

Daftar Hutang Pemerintah RI pada tahun 2013

Dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan yang dikutip, Senin (22/7/2013), total utang pemerintah Indonesia hingga Juni 2013 mencapai Rp 2.036,14 triliun dengan rasio 24,7% terhadap PDB. 

Dari jumlah tersebut, Rp 577,12 triliun merupakan utang luar negeri yang didapat dari beberapa negara dan juga lembaga-lembaga multilateral. Jumlah utang luar negeri ini meningkat dibanding Mei 2013 yang sebesar Rp 573,43 triliun. Namun turun dibandingkan akhir 2012 yang sebesar Rp 612,52 triliun.

Tahun ini, nilai belanja APBN-P 2013 mencapai Rp 1.726,2 triliun, naik dari sebelumnya Rp 1.683 triliun. Defisit anggaran tahun ini ditetapkan 2,38% terhadap PDB atau Rp 224,2 triliun, karena penerimaan negara lebih kecil.

Untuk menutup defisit tersebut, pemerintah akan menarik utang baru yang mayoritas dari penjualan surat utang atau obligasi. 

Namun, sampai saat ini siapa yang paling rajin memberi utang ke Indonesia ? Ada 3 negara dan 3 lembaga yang paling rajin memberi utang kepada pemerintah Indonesia. Mereka adalah:

Islamic Development Bank (IDB) 
Pemerintah Indonesia mempunyai utang Rp 5,05 triliun kepada IDB per Juni 2013 lalu. Jumlah utang ini naik dibandingkan Mei 2013 yang sebesar Rp 4,98 triliun. Namun jumlah utang ini turun dari akhir 2012 yang sebesar Rp 5,05 triliun.

Jerman 
Jumlah utang pemerintah Indonesia ke Jerman mencapai Rp 19,65 triliun hingga Juni 2013. Utang ini turun dari akhir 2012 yang jumlahnya Rp 20 triliun.

Perancis 
Pemerintah Indonesia mempunyai utang Rp 21,41 triliun ke Prancis hingga Juni 2013. Jumlah utang ini turun tipis dari Rp 21,3 triliun di akhir 2012 lalu.

Asian Development Bank (ADB) 
Jumlah utang Indonesia ke ADB sampai akhir Juni 2013 adalah Rp 95,61 triliun. Utang tersebut turun jika dibandingkan di akhir 2012 yang nilainya Rp 100,34 triliun.

Bank Dunia 
Utang Indonesia ke Bank Dunia hingga akhir Juni 2013 mencapai Rp 123,9 triliun. Utang ini naik dibandingkan Mei 2013 yang sebesar Rp 122,68 triliun. Jumlah utang ini juga naik dibandingkan akhir 2012 yang nilainya Rp 122,14 triliun. 

Jepang 
Utang Indonesia ke Jepang hingga akhir Juni 2013 adalah yang terbesar, mencapai Rp 223,52 triliun. Jumlah ini naik dibandingkan Mei 2013 yang sebesar Rp 220,57 triliun. Namun jumlah utang ini turun dari akhir 2012 yang nilainya Rp 254,64 triliun.

Wednesday, August 7, 2013

Berwirausaha Dalam Pandangan Islam

Dalam Islam, berwirausaha merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. Dalam surat Al-Jumu’ah [62] : 10 “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu beruntung”.

 Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang terus mendorong semangat wirausaha di kalangan para sahabat-sahabatnya. Pada suatu ketika, Sa’ad bin Musa Al-Anshari menuturkan sebuah kisah, bahwa pada waktu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh. Kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. “Kenapa tanganmu?” tanya Rasulullah. “Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku” Rasulullah lalu mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak pernah disentuh api neraka, Dalam riwayat yang lain, setelah mencium tangan pekerja, beliau bersabda, “Hadzihi yaddun yuhibuhallahu wa Rasuuluhu” inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. “ (HR At-Thabahari).

 Rasulullah pernah menjalani hidup dalam masa-masa sulit, tapi beliau punya semangat untuk berkembang, kreatifitasnya, usahanya untuk hidup mandiri yang merupakan karakter dasar jiwa wirausaha.

 Kejujuran beliau, pribadi beliau yang menyenangkan, juga ketekunan beliau. Semua itu merupakan modal yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Apa yang dimiliki Rasulullah ini, dalam dunia bisnis, biasa disebut sebagai personality. 

Dua puluh lima tahun lamanya Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam mendedikasikan diri pada dunia wirausaha, semenjak beliau baru berusia 12 tahun hingga 37 tahun. Selama itu, kecerdasan, ketekunan, keuletan dan kejujuran telah menempatkan Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam sebagai wirausahawan yang disegani di Jazirah Arab.

Sumber : pengusaha muslim

Thursday, August 1, 2013

Cara Menjadi Pengusaha Sukses

Setiap orang yang berusaha pasti ingin sukses, baik itu pengusaha kecil yang ingin jadi pengusaha besar dan juga pengusaha besar yang ingin bertambah besar. bahkan orang yang sama sekali belum memulai usaha. ingin hidupnya sukses, berkelipahan dan menggapai hidup sejahtera.

Berikut di antaranya langkah-langkah agar apa yang kita upayakan menuai kesuksesan ::

1. Mulailah melangkah

perjalanan 1000 mil tentunya diawali dengan langkah pertama. tanpa kita memulai pekerjaan apapun tentu tidak akan selesai. memulai sebuah usaha tentunya tidak harus dengan kesempurnaan, mulailah dengan hal-hal yang kecil, seperti mulai merilis daftar produk yang akan kita jual, atau mulai menghubungi partner kerja kita yang hendak kita jadikan pertner usaha kita. atau mulai untuk menyusun dan membuat bisnis plan, semacam proposal dari ide bisnis yang akan kita jalankan.

2. Evaluasi

Dalam memulai bisnis tidak perlu sempurna, kita justru akan menemukan alur untuk menyempurnakan bisnis kita. seiring waktu berjalan perlahan kita akan menemukan kekurangan-kekurangan dari bisnis yang kita jalankan. jika demikian kita akan sangat mudah untuk mengevaluasi hal tersebut sehingga kita dapat melakukan penyempurnaan-penyempurnaan bisnis kita.

3. Publikasi dan promosi

hal ini tentunya sangat penting, komunikasi dengan target pasar kita adalah jantung dari bisnis yang tengah kita jalankan. berusaha sekuat mungkin agar konsumen yang kita bidik mengetahui produk yang kita tawarkan. tak perlu dengan biaya mahal, media sosial adalah sarana yang efektif untuk mempublis produk bisnis kita. atau jika melakukan penjualan offline kita bisa menggunakan sarana banner atau sepanduk. yang perlu di perhatikan adalah konten dari iklan bisnis kita yang harus menarik sehingga mengundang perhatian banyak orang.

4. perbanyak silaturahim

seorang pengusaha sehebat apapun tidak akan bisa berjalan tanpa adanya jaringan yang bisa mensupport bisnis yang sedang digelutinya. jaringan adalah sarana untuk melebarkan sayap bisnis kita, tanpa jaringan mustahil bisnis kita akan di kenal masyarakat luas. untuk mendapatkan jaringan yang luas adalah dengan cara mengikuti seminar-seminar, gabung di group-group pengusaha yang ada sehingga dari sana kita akan mendapatkan teman baru bahkan partner bisnis baru.

5. Komunikatif

seorang pengusaha yang sukses adalah ia yang pandai bicara. komunikatif kepada partner bisnis kita akan memungkinkan meraka paham akan kita. sehingga merekan akan senantiasa membantu kita apabila kita mendapatkan kesulitan dalam nejalankan bisnis kita. dengan adanay kominikasi yang baik pula kita akan di kenal banyak orang sehingga secara otomatis produk dari bisnis kita pun akan di kenal publik juga.

Sejarah Emas

Emas, dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia, sudah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum Masehi. Hal itu ditandai penemuan emas dalam bentuk kepingan di Spanyol, yang saat itu digunakan oleh paleiothic man. Dalam sejarah lain disebutkan bahwa emas ditemukan oleh masyarakat Mesir kuno (circa) 3000 tahun sebelum masehi. Sedangkan sebagai mata uang, emas mulai digunakan pada zaman Raja Lydia (Turki) sejak 700 tahun sebelum Masehi. Sejarah penemuan emas sebagai alat transaksi dan perhiasan tersebut kemudian dikenal sebagai barbarous relic (JM Keynes).

 Lahirnya Islam sebagai sebuah peradaban dunia yang dibawa dan disebarkan Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan perubahan yang cukup signifikan terhadap penggunaan emas sebagai mata uang (dinar) yang digunakan dalam aktivitas ekonomi dan perdagangan. Pada masa Rasulullah, ditetapkan berat standar dinar diukur dengan 22 karat emas, atau setara dengan 4,25 gram (diameter 23 milimeter). Standar ini kemudian dibakukan oleh World Islamic Trading Organization (WITO), dan berlaku hingga sekarang. 

 Saat ini, fakta menunjukkan bahwa ada ketidakseimbangan aktivitas perdagangan internasional, yang terjadi akibat tidak berimbangnya penguasaan mata uang dunia, dan ditandai semakin merajalelanya dolar AS. Kondisi tersebut kemudian diperparah dengan kemunculan Euro sebagai mata uang bersama negara-negara Eropa. Fakta pun menunjukkan bahwa negara-negara Islam memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap kedua mata uang tersebut, terutama dolar AS. Bahkan, dalam transaksi perdagangan international saat ini, dolar AS menguasai hampir 70 persen sebagai alat transaksi dunia (AZM Zahid, 2003).

 Dengan didirikannya World Trade Organization (WTO) pada 1 January 1995 sebagai implementasi dari pelaksanaan General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan putaran Uruguay, maka liberalisasi perdagangan menjadi konsekuensi yang tidak dapat dielakkan. Tentu saja, semua negara harus siap terlibat dalam skenario global ini, termasuk negara berkembang yang notabene mayoritas Muslim. Pertanyaan besar yang kemudian harus dijawab adalah seberapa besar dampak dan keuntungan yang akan diraih negara-negara Islam dalam pasar internasional.

 Penulis berpendapat bahwa ide pemunculan emas sebagi alat transaksi dalam perdagangan internasional ini sesungguhnya merupakan jawaban untuk mengurangi ketergantungan negara-negara Islam terhadap dominasi dua mata uang dunia tersebut (dolar AS dan Euro). Selain itu, ide ini juga dapat digunakan sebagai alat untuk meminimalisasi praktik-praktik spekulasi, ketidakpastian, hutang, dan riba. Terutama yang selama ini terjadi pada aktivitas di pasar uang, di mana hal tersebut terjadi sebagai akibat dari penggunaan uang kertas (fiat money), sehingga menjadi dilema tersendiri bagi negara-negara Islam. Penulis percaya, komitmen untuk menggunakan mata uang bersama dengan memulainya dari transaksi perdagangan, akan banyak memberikan manfaat signifikan.

Sumber : ekisopini

Mekanisme Penggunaan Emas sebagai alat transaksi perdagangan Internasional

Penggunaan emas sebagai alat transaksi perdagangan internasional dapat dilakukan melalui perjanjian pembayaran bilateral (bilateral payment arrangement) maupun perjanjian pembayaran multilateral (multilateral payment arrangement). Perjanjian pembayaran produk yang diperdagangkan akan melalui tahapan dan mekanisme yang melibatkan bank umum, bank sentral, dan custodian emas (penyimpan emas). 

 Ada empat tahapan yang dilalui dalam mekanisme transaksi perdagangan tersebut. Pertama, adanya perjanjian dagang antara importir dan eksportir yang berada di dua negara yang berbeda, dengan kejelasan kondisi barang dan jumlah barang yang akan ditransaksikan. Tentu saja, sesuai dengan syariat Islam, akad yang terjadi harus bebas dari unsur-unsur gharar, maysir, dan riba. 

 Kedua, setelah melakukan perjanjian dagang, kemudian pihak importir akan mengeluarkan letter of credit (LC) untuk melakukan pembayaran melalui bank yang sudah ditunjuknya. Selanjutnya, pihak eksportir akan menerima letter of credit (LC) dari bank tersebut. Ketiga, pihak bank yang ditunjuk oleh importir akan segera melakukan pembayaran kepada bank sentral dengan menggunakan mata uang lokal yang kemudian akan mengakumulasikan transaksi kedua negara dengan standar emas hingga masa kliring. 

 Keempat, setelah masa kliring selesai, bank sentral negara importir akan mentransfer emas senilai dengan transaksi perdagangan kedua negara kepada pihak custodian emas yang telah ditunjuk, untuk selanjutya diserahkan kepada bank sentral negara eksportir. Bank sentral negara eksportir ini selanjutnya akan melakukan pembayaran dalam mata uang lokal kepada bank yang telah ditunjuk oleh eksportir. Kemudian bank tersebut akan menyerahkannya kepada pihak eksportir. 

 Mekanisme di atas jelas memiliki kelebihan dibandingkan dengan menggunakan mata uang asing lainnya. Kedua negara tidak akan mengalami fluktuasi nilai mata uang, yang seringkali menjadi hambatan dalam transaksi perdagangan. Bahkan, telah banyak fakta yang menunjukkan bahwa fluktuasi mata uang dapat mengakibatkan kehancuran perekonomian sebuah negara. Dengan mekanisme tersebut pula, stabilitas perekonomian akan lebih mudah dicapai, mengingat nilai emas yang relatif lebih stabil. Sehingga diharapkan, volume perdagangan antarnegara Islam dapat berkembang. Di sinilah dituntut peran OKI dan Islamic Development Bank (IDB) untuk dapat merumuskan konsep yang lebih matang terhadap gagasan ini. Keuntungan secara politis akan dirasakan oleh negara-negara Islam, karena nilai tawar yang dimilikinya terhadap Barat dan kekuatan lainnya menjadi semakin tinggi. Meskipun demikian, harus diakui bahwa mekanisme tersebut juga memiliki kelemahan-kelemahan. Kelemahan pertama, ketersedian emas yang tidak merata di antara negara-negara Islam, sehingga dapat menimbulkan ketimpangan dan kesenjangan.

 Kelemahan kedua, masih tingginya ketergantungan dunia Islam terhadap produk yang dihasilkan oleh negara-negara non-Muslim (baca: Barat), terutama terhadap produk-produk industri dengan teknologi tinggi. Kelemahan ketiga, nilai transaksi perdagangan yang masih sangat kecil sesama anggota OKI, yang menyebabkan signifikansi emas menjadi tidak terlalu substantif. Untuk itu, komitmen dan kesungguhan para pemimpin dunia Islam beserta pemerintahannya sangat dibutuhkan. Sebagai negara Muslim terbesar di dunia, sudah sepantasnya jika Indonesia diharapkan dapat memainkan peran yang lebih aktif, konstruktif, dan produktif. Indonesia memiliki peluang untuk mendorong terealisasinya blok perdagangan OKI, meskipun tantangan dan hambatannya tidak sedikit, terutama dari negara-negara Barat melalui kaki tangan mereka (IMF dan Bank Dunia).

 Jika saja blok perdagangan ini dapat terwujud, maka bisa dibayangkan bahwa dunia Islam akan menjadi salah satu center of power yang strategis dan diperhitungkan, sehingga kondisi unipolar akan kembali berganti menjadi multipolar. Namun demikian, hal tersebut kembali berpulang pada Presiden SBY beserta tim ekonominya, maukah mereka menjadi inisiator proses tersebut? Wallahu a'lam.

Sumber : Republika Online