Saturday, December 14, 2013

Asumsi Rasionalitas Dalam Ekonomi Islam

Asumsi Rasionalitas adalah anggapan bahwa manusia berprilaku secara rasional (masuk akal), dan tidak akan secara sengaja membuat keputusan yang akan menjadikan mereka lebih buruk.

Jenis Rasionalitas

ada dua jenis Rasionalitas, yaitu :

1. Self interest Rasionality

prinsip utama dalam ilmu ekonomi menurut Edgeworth, adalah bahwa setiap pihak digerakan hanya oleh selft interest. Hal ini mungkin saja benar pada masa-masa Edgeworth, tetapi salah satu pencapaian dalam teori utilitas modern adalah pembebasan ilmu ekonomi dari prisip pertama yang meragukan tersebut.

Self interest tidak harus berarti memperbanyak kekayaan seseorang dalam satua rupiah tertentu. individu mengejar tujuan bukan hanya memperbanyak kekayaan secara moneter. dengan demikian selft interest mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan prestise, persahabtan, cinta, kekuasaan, menolong sesama, penciptaan karya seni, dan banyak lagi. kita juga dapat mempertimbangkan self interest yang tercerahkan dalam rangka mencapai sesuatu yang menjadikan individu-individu yang lebih baik, pada saat yang sama membuat orang-orang disekelilingnya menjadi lebih baik pula.

2. Present aim rationality

Teori utilitas modern yang aksiomatis tidak berasumsi bahwa manusia bersikap mementingkan kepentingan pribadinya (self interseted) teori ini hanya berasumsi bahwa manusia menyesuaikan preferensinya dengan sejumlah aksioma : secara kasarnya preferesni-preferensi tersebut harus konsisten. individu-individu menyesuaikan dirinya dengan aksioma-aksioma ini tanpa harus menjadi selft interested.

Aksioma-Aksioma Pilihan Rasional

terdapat 3 sifat dasar :

a. kelengkapan (Completness)

jika individu dihadapkan pada dua situasi, A dan B, maka ia dapat menentukan secara pasti salah satu dari tiga kemunginan berikut ini :

  • A lebih disukai daripada B
  • B lebih disukai daripada A
  • A dan B kedua-duanya sama-sama disukai
b. Trasnsitifitas (Transitivity)

Jika bagi seseorang "A lebih disukai dari pada B" dan "B lebih disukai daripada C" maka A lebih disukai daripada C". Asumsi ini menyatakan bahwa pilihan individu bersifat konsisten secara internal.

c. kontinuitas (Continuity)

Jika bagi seorang "A lebih disukai daripada B" maka situasi-situasi yang secara cocok mendekati A harus juga lebih disukai daripada B.

C. Asumsi-Asumsi lainnya tentang Preferensi

a. Kemonotonan yang kuat (Stong Monotonity)

Bahwa lebih banyak berarti lebih baik. biasanya kita tidak memerlukan asumsi sekuat ini. asumsi ini dapat diganti dengan yang lebih lemah yakni local nonsatiation.

b. local nonsatiation

Asumsi ini menyatakan bahwa seseorang dapat selalu berbuat lebih baik, sekecil apapun, bahkan bila ia hanya menikmati sedikit perubahan saja dalam "keranjang konsumsinya".

c. Konveksitas ketat (Strict Convexity)

Asumsi ini menyatakan bahwa seseorang lebih menykai yang rata-rata daripada yang ekstrim, asumsi ini memiliki muatan ekonomis yang kecil. Strict Convensity merpakan generalisasi dari asumsi neoklasik tentang "Diministing Marginal Rate Of Subtitution"

Referensi :
Ekonomi Mikro Islami ( Ir. Adiwarman A.Karim, S.E.,M.B.A.,M.A.E.P)

0 comments:

Post a Comment