Sunday, March 30, 2014

To Be Win, Don't Say, I am Tired !

Bagi pemilik Cita-cita yang tinggi, jangan katakan ini "I'm Tired" !! 

Semua orang punya keterbatasan, tapi orang-orang yang mampu menembus batas itulah yang mampu menjadi pemenang. 

Semua orang punya kesalahan, tapi orang-orang yang mampu belajar dari kesalahan itulah yang mampu menjadi pemenang. 

Semua orang pernah dikecewakan, tapi orang-orang yang berjiwa besarlah mereka yang mampu menjadi pemenang. 

Semua orang pernah direndahkan, tapi orang-orang yang mampu bersabarlah mereka yang derajatnya akan di tinggikan. 

Semua itu memang melelahkan, tapi lelahnya itu adalah suatu nikmat yang menjadikan ia seorang pemenang. 

Never Say I'm Tired, but say I'm Strong. 
Never Say I'll Lost, But Say I'm the Winner.

Saya menyadari tidak ada kata lelah dalam berjuang, selama kemenangan itu belum di genggaman. perjuangan meraih cita-cita adalah perjalanan panjang yang tentunya akan banyak sekali rintangan.

kita manusia dibekali oleh Allah berupa kekuatan akal, yang mempu berpikir mengembangkan kemampuan dan keahlian, yang mampu berpikir membeda mana yang baik dan mana yang buruk. kita manusia mampu membuat yang tidak ada menjadi ada.

setiap pemuda yang baik, tentunya mempunyai cita-cita yang tinggi, ingin mengubah dunianya menjadi lebih indah, lebih sejahtera, lebih berwibawa. kita pemuda adalah aset masa depan bangsa, jika pemudanya baik maka baiklah bangsa itu. jadi, jangan sekali-kali katakan lelah dalam berjuang.

makna dan esensi perjuangan adalah bagaimana kita melakukan kebaikan-kebaikan kecil yang dapat menciptakan keberhasilan-keberhasilan kecil tapi akan bermuara pada kesuksesan yang besar. orang-orang besar ialah mereka yang mampu mengatasi masalah-masalah kecil maupun masalah besar. orang-orang besar hanya sekumpulan orang yang mampu melihat sebuah peluang lalu mereka mau melakukan jadilah mereka sorang pemenang.

jadi, jangan enggan melakukan apabila ada terbesit di benak kita ide yang berilian. luangkan sedikit waktu untuk mengubah dunia, lakukan secara berkesinambungan. jadi jangan katakan lelah bila kita ingin berubah.

sekali lagi, Don't Say I'm Tired katakanlah saya masih mempunyai energi untuk selangkah lagi saya menang. saya mampu menjadi apa yang saya inginkan, saya akan menjadi apa yang saya harapkan, karena saya terlahir untuk menang, menang dan menang.

Hidup adalah perjuangan, tidak ada pelari sukses melaikan ia bukan lah seorang pecundang yang menyerah di tengah jalan, ia akan terus berlari dan berlari sampailah ia ketujuan, menjadi no one. di benaknya hanyalah menang, menang dan menang.

temukan motivasi untuk apa kita sukses, kenapa kita harus sukses, kenapa kita harus bahagia. temukan motivasi itu sehingga kita tidak berani lagi mengatakan I'm Tired. janganlah menjadi manusia culas yang malas, justru kita harus menjadi manusia pekerja keras.

Sukses adalah untuk mereka yang berani mengatakan. I'm not Tired, I still have Energy to get my Dream, to get my Future to be better.

Wednesday, March 26, 2014

Inilah Abu Ubaid Al-Qasim, Rujukan Bapak ekonomi Adam Smith

Nama besarnya tidak terlalu dikenal banyak orang. Biografinya sering luput diantara ratusan nama besar ulama pada zamannya. Karya karyanya pun hanya sebagian kecil yang masih mengingatnya. Kita mungkin sudah hampir akan melupakannya. Namun siapa sangka sang maestro ekonomi liberalis, Adam Smith, pernah ‘bertekuk lutut’ pada karyanya?

Bagi ulama Ahmad ibn Hambal, ia adalah orang yang selalu bertambah kebaikannya setiap hari. Ulama sekelas Imam Syafi’I pun mengakui bahwa sahabatnya itu paling fasih berbahasa Arab dibanding yang lain.“Abu Ubaid adalah yang terpandai diantara aku, Syafi’I, dan Ahmad ibn Hambal”. Begitulah pengakuan Ishaq, ulama yang saat itu paling kuat hafalannya.

Dalam pandangan Qudâmah Assarkhâsy, “di antara Syafi’i, Ahmad Ibn Hambal, Ishaq, dan Abu Ubaid, maka Syafi’i adalah orang yang paling ahli di bidang fikih (faqih), Ibnu Hambal paling wara’ (hati-hati), Ishaq paling huffadz (kuat hafalannya) dan Abu Ubaid yang paling pintar bahasa Arab (ahli Nahwu)”.

Nama lengkapnya adalah Abu Ubaid al-Qasim ibn Salam ibn Miskin ibn Zaid al-Azdhi. Ayahnya merupakan budak milik salah seorang penduduk Harah. Ulama ini banyak menghabiskan waktunya untuk menulis dan berkarya. Sehingga bagi Abû ‘Ubaid, satu hari menulis itu lebih utama baginya dari pada menggoreskan pedang di jalan Allah. Menurut kesaksian dari Abu Bakar ibn Anbari, Abu Ubaid membagi malamnya menjadi 3 bagian. Sepertiga malamnya masing-masing untuk tidur, qiyamullail, dan menulis.

Ulama cendekia ini hidup semasa dengan para Imam besar sekaliber Imam Syafi’i dan Ahmad ibn Hambal. Kesejajarannya ini membuat Abû ‘Ubaid menjadi seorang mujtahid mandiri dalam arti tidak dapat diidentikkan pada satu mazhab tertentu.

Cendekiawan berambut pirang dan berjenggot lebat kelahiran Khurasan tahun 154 H ini telah menelurkan puluhan karya dalam bidang ilmu Nahwu, Qiraat, Fiqih, Syair, dan lainnya. Di antara puluhan karyanya, salah satu yang paling fenomenal adalah Kitab Al-Amwal. Kitab klasik yang sampai saat ini masih relevan dengan masalah ekonomi kekinian.

Kitab Al-Amwal yang secara bahasa berarti kekayaan atau harta, banyak membahas seputar keuangan publik (saat ini kita kenal istilah fiscal policy). Inspirasi ulama zaman bani Abassiyah ini adalah kehidupan ekonomi masa Rasulullah dan sahabat-sahabatnya yang banyak menerapkan prinsip maqashid syariah. Beberapa hal yang diulas beliau dalam kitab ini mencakup peran negara dalam mengatur ekonomi, sumber-sumber keuangan suatu negara, sampai hal-hal yang kecil dan detail seperti hak bagi orang yang berhasil menghidupkan tanah mati dan membuatnya produktif.

Dapat kita bayangkan bagaimana pada tahun 154 Hijriyah saat permasalahan ekonomi belum serumit zaman modern ini, seorang Ulama Islam telah banyak menuangkan pemikirannya tentang sumber-sumber pendapatan suatu negara, bagaimana suat negara harus membelanjakan anggarannya (kebijakan fiskal), fungsi uang, sampai sistem pertanahan (keadilan bagi pemilik dan penggarap tanah).

Kecerdasan ulama keturunan Byzantium ini dalam mengungkap masalah perekonomian negara banyak menginspirasi Adam Smith, yang selama ini kita kenal sebagai Bapak Ilmu Ekonomi Kapitalis. Master piece-nya yang berjudul asli An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (lebih terkenal dengan judul Wealth of Nation yang berarti kekayaan negara) banyak mengutip kitab Al-Amwal (yang juga berarti kekayaan dan banyak membahas perekonomian negara di dalamnya) karya Abu Ubaid yang ditulis ratusan tahun sebelum lahirnya karya Adam Smith.

Jauh sebelum pengusung ekonomi liberal mengulas tentang larangan negara untuk campur tangan dalam perekonomian, Abu Ubaid sudah lebih dulu mengungkapkan gagasannya tentang fungsi negara justru sebagai pengayom rakyatnya. Jika Adam Smith banyak mengutip karyanya, wajarlah jika kemudian Ibnu Robuhah berkata “Kita memerlukan orang seperti Abu Ubaid tetapi Abu Ubaid belum tentu membutuhkan kita”.

Sumber : MuslimDaily.Net

Tuesday, March 25, 2014

Pertarungan Politik dan penjajahan Ekonomi

"Ini Bukan pesta Demokrasi, ini momentum untuk merebut kekuasaan" begitu kira pernyataan para politisi. perebutan kekuasaan selalu menjadi event yang membuat rakyat bingung. katanya politik itu licik, jahat, saling tikam menikam, kawan jadi lawan, lawan jadi kawan, begitulah faktanya.

pertarungan politik sejatinya bukan untuk kepetingan rakyat, tapi mereka memakai topeng kepentingan rakyat di balik kepentingan individu dan golongan. manuper politik selalu membuat gaduh, rakyat menjadi korban, rakyat di puji, didekati, diberikan janji kemudian dikhianati.

System pemilihan ala demokrasi akan menjadi sejarah buruk peradaban manusia, dimana moralitas dipertaruhkan. pemimpin bukan lagi bekerja untuk memakmurkan rakyatnya, akan tetapi mereka bekerja untuk memakmurkan para pemiliki modal, inilah sistem kapitalisme, yang punya uang ia bagaikan tuhan yang bisa menentukan nasib orang.

kita tengah dijajah oleh mereka, para kaum sekularis, liberalis, kapitalis, yang ketakutan akan kehilangan kekuasaanya, yang takut akan kehilangan taringnya jika momentum perebutan kekuasaan ini tidak berhasil mereka menangkan.

Penjajahan Ekonomi sudah terjadi sejak sang penjajah menginjakan kakinya di bumi ini dalam bentuk kolonialisme. dan itu terjadi sampai sekarang, dulu mungkin mereka menjajah dengan terang-terangan, merampas, menyiksa, menganiaya. tapi sekarang mereka lebih cerdas dan bahkan lebih buas. mereka menguasai sektor-sektor kekayaan Indonesia dengan terlebih dahulu menaklukan para pemegang kakuasaan dengan cara diberikan uang dan kekayaan. dengan mengusai kekayaan alam indonesia mereka akan lebih kaya dan akan terus kaya.

Kenapa ini terjadi, mungkin pemimpin kita terlalu bodoh, atau mungkin saja terlalu serakah, sehingga setiap perjanjian yang mereka sodorkan selalu di sepakati tanpa ada pertimbangan yang matang, FreePort Misalnya bukit Gresland yang kaya akan emas dirampas Amerika dan kita hanya mendapatkan 1% saja. ironis sekaligus sangat miris.

disetiap momentum penggantian kekuasaan, para kapitalis akan bermain dibelakang layar, meraka akan memilih figur yang akan dijadikan pemimpin boneka selanjutnya, yang akan meraka kendalikan untuk kepentingan-kepetingan dan proyek-proyek besarnya, meraup kekayaan bumi Indonesia. jika sudah menemukan figur yang tepat dengan dana berapapun mereka akan memenangkan figur itu. dana mereka seperti tidak terbatas. ini lah taktik penjajahan politik dan ekonomi yang dilakukan mereka para kaum kapital. yang serakah seakan kakayaan negeri ini hanya untuk mereka saja.

Mungkin ini terjadi karena kita jauh dari Allah, tuhan yang menciptakan kita berikut dengan aturannya, tapi kita seakan lupa dengan aturan itu, kita lupa dengan regulasi yang di tentukan oleh Tuhan pencipta alam. kita juah dari Syariat yang sudah di gariskan-Nya, oleh karenanya kita merasa hidup ini penuh dengan ketidak adilan, jauh dari keberkahan.

Monday, March 24, 2014

Dampak ekonomi Pasca Pemilu

Pertumbuhan ekonomi adalah proses pertumbuhan kondisi perekonomian suatu negera secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. (wikipedia)

Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat menjanjikan, tidak heran jika indonesia di prediksi akan menduduki 10 besar negara dengan perekonomian paling kuat. Indonesia dengan posisi geografis yang sangat setrategis dan demografi yang cukup besar, menjadikan para pemilik modal tertarik untuk menanamkan modalnya Indonesia.

Sekarang Indonesia tengah dihadapi dengan Pemilihan Umum (Pemilu) yang mengharuskan Indonesia fokus dengan hajatan akbar tersebut. padahal di tahun 2015, semua negara ASEAN telah menyepakati akan diberlakukakannya AFTA (Asean Free Trade Area) perdagangan bebas ini mengharuskan arus uang, barang maupun orang sebagai sumber daya profesional akan dengan mudah masuk ke Indonesia.

Setidaknya ada dua kemungkinan yang akan terjadi pada Indonesia. yang pertama, jika pemilu ini berakhir dengan damai dan menghasilkan pemimpin yang diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia, maka Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil. itu dikarena stabilitas politik akan membuat kepercayaan investor semakin tinggi, sehingga akan lebih banyak lagi para investor asing maupun lokal yang akan meinvestasikan modalnya di Indonesia.

kedua, adalah kebalikan dari keadaan tadi. apabila pemilu di Indonesia mengalami kekacauan (Chaos) dikarenakan adanya pihak-pihak tertentu yang tidak puas dengan hasil pemilu. maka keadaan ekonomi Indonesia pun akan mengalami kekacauan. karena sentimen para investor terhadap kekacauan di suatu negara akan membuat mereka menarik modalnya dan tidak berminat menginvestasikan modalnya di Indonesia.

Indonesia harus memiliki setrategi khusus guna menghadapi AFTA ini. karena apa yang kita ketahui selama ini tidak banyak persiapan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di dalam menghadapi persaingan ini. bahkan mediapun lebih fokus pada pemilu ketimbang memberi informasi kepada masyarakat bahwa akan datang masa dimana kekayaan dan potensi alam indonesia akan dijiarah oleh negara lain melalui perdagangan bebas yang bernama AFTA.

perdagangan bebas sejatinya adalah produk yang lahir dari ekonomi kapitalisme. dimana sistem ekonomi ini selalu mementingkan individu. siapa yang memiliki modal besar maka ia yang akan menguasai pasar, disini hukum rimba benar-benar berlaku.

Lantas apa yang harus kita lakukan ?

setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan selaku rakyat Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang begitu luar biasa.

menurut saya campur tangan pemerintah dalam hal ini sangatlah dominan, apabila kebijakan pemerintah lebih kepada pro-rakyat maka jangan sampai rakyat menjadi korban dari keganasan AFTA ini, caranya yaitu dengan membuat regulasi dan perundangan yang tidak memberikan kebebasan yang terlalu besar kepada pihak asing. pemerintah berperan sebagai benteng pertahanan melalui regulasi-regulasi yang di lahirkannya.

sementara dari masyarakat dan juga pelaku ekonomi seperti sektor swasta hal yang harus dilakukan adalah meningkatkan daya saing yaitu dengan cara meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya produksi semaksimal mungkin.

keahlian masyarakat dan sumber daya manusia harus di tingkatkan yaitu dengan cara melakukan banyak pelatihan-pelatihan dalam mengasah keahlian berwirausaha. sektor-sektor UKM harus lebih diberdayakan dan diberikan suntikan modal guna mengingkatkan produksi dan meningkatkan teknologi yang dimiliki untuk menciptakan efisiensi.

Tuesday, March 18, 2014

Globalisasi Memang harus di hadapi

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit (wikipedia).

Dalam sebuah sistem ekonomi kapitalis Globalisasi merupakan terbosan baru dimana antar negara bisa saling bekerjasama untuk meningkatkan kualitas produk maupun jasa yang dihasilkan oleh masing-masing negara. Dampak Globalisasi untuk negara maju sangatlah menguntungkan, karena negara maju sudah memiliki Sumber Daya Manusia yang kompeten disertai dengan teknologi yang modern. sedangkan untuk negera berkembang seperti Indonesia Globalisasi merupakan suatu ancaman dimana kekayaan yang dimiliki oleh negara tersebut bisa dikuasi oleh negara lain, bagi negara berkembang globalisasi bisa jadi pemicu untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan teknologi yang dimiliki.

Pada jaman Rasulullah Saw, perdagangan bebas sudah terjadi. sejak itu nabi bebas melakukan perdagangan ke luar negeri seperti syam (Syiria), Damaskus (Irak) bahkan sampai ke daratan negeri cina. para sahabatpun demikian. kita tahu bahwa islam tersebar di indonesia itu berkat para pedagang arab yang singggah di indonesia kemudian mereka berbisnis sekaligus menyebarkan islam di negeri ini. tentunya itu semua merupakan jejak-jejak peradaban dimana manusia dari negara apapun, dari suku manapun bebas melakukan aktivitas perdagangan di negara lain yang dapat di kunjunginya.

Namun Globalisasi yang terjadi sekarang ini sudah sangat diluar kendali, dulu perdagangan bebas memang terjadi tapi tidak sampai kepada penguasaan kekayaan dan perampasan hak-hak negara lain. dalam prespektif ilmu ekonomi islam kekayaan negara seperti hasil pertambangan, kehutanan, pertanian yang sifatnya dapat menghidupi hajat hidup orang banyak wajib dikuasai oleh negara, bukan dikuasi korporasi asing seperti apa yang terjadi pada saat ini.

Newmont, Freeport, Exxon dan korporasi asing lainnya secara leluasa menguasai hasil bumi Indonesia. namun apa yang di dapatkan oleh Indonesia tidak sebanding dengan apa yang di dapatkan oleh mereka. ketimpangan ini lah yang menjadikan Globalisasi sekarang ini amatlah merugikan bagi Indonesia.

Perkembangan jaman meharuskan negara-negara memimiliki sistem ekonomi yang kuat agar terproteksi dari pengaruh globalisasi ekonomi yang bisa menjadikan masyarakat dari suatu negara tersebut menjadi buruh atau budak dinegerinya sendiri. karena pada arus globalisasi seperti sekarang ini memungkinkan terjadinya arus uang, barang dan orang bersaing dengan sangat ketat.

Tanpa adanya suber daya manusia yang mampu bersaing, maka sangat sulit bagi indonesia untuk menghadip persaingan dengan negara lain. padahal indoneisa dari segi demografi sangatlah di untungkan. dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa pasar Indonesia sangatlah potensial. maka tidak heran jikalau para konglomerasi asing berbondong-bondong datang ke indonesia, karena mereka ingin mengecap manisnya madu di negeri ini.





Wednesday, March 12, 2014

Meneladani Sikap Rasul dalam Berniaga

Ketika kita kecil dulu, kita sering sekali ditanya oleh orang tua. "mau jadi apa setelah besar nanti?" pertanyaan itu sering kita jawab dengan sembarang, ada yang jawab mau jadi dokter, guru, polisi, menteri, bahkan presiden. jarang sekali dari kita yang menjawab bahwa setelah besar nanti kita akan menjadi seorang pengusaha.

Seperti yang kita ketahui dalam sejarah nabi, bahwa Rasulullah Muhammad Saw dari usia 12 tahun beliau sudah menjadi seorang pedagang hebat, bahkan sampai kemanca negara yaitu negeri Syam. pada usia 25 tahun menjelang menikah dengan Siti Khadijah beliau adalah seorang Entrepreneur muda sukses dengan banyak Aset yang beliau miliki. beliau berbisnis dengan begitu luar biasa, jarang sekali bisnis yang ditangani beliau mengalami kebangkrutan. dalam usahanya juga beliau selalu mengedepankan prinsip-prinsip kejujuran dan kemaslahatan dalam perekonomian yang terjadi pada masa itu.

Prilaku usaha dan ekonomi yang diterapkan beliau ini lah yang akan menjadi cikal bakal ekonomi islam. karena prisip bisnis yang di bawa beliau adalah mengedepankan Syariah Muamallah, prinsip keseimbangan antara pedagang dan pembeli sehingga tidak ada dari satu pihak pun akan dirugikan.

Dalam berbisnis Rasulullah Saw, mengedepankan kepercayaan (trust) dan kopetensi. Menurut pakar Ekonomi Syariah Ustadz Syafi'i Antonio, Rasulullah menjadikan kepercayaan sebagai modal dasar dalam berbisnis, dalam trus itu ada integritas dan kemampuan dalam menjalankan usaha, "Rasulullah membangun usaha dari kecil, dari sekedar menjadi pekerja, kemudian dipercaya menjadi supervisor, manager, dan kemudian menjadi investor."

Prof. Afzalul Rahman dalam buku Muhammad a Trader, mengungkapkan :
"Nabi Muhammad Saw adalah seorang pedagang yang jujur dan adil (Fairplay) dalam membuat perjanjian bisnis dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh (komplain). beliau selalu menepati janjinya dan dalam mengirimkan/menyerahkan barang-barang pesanan selalu tepat waktu dan tetap mengutamakan kualitas barang yang telah dipesan dan disepakati sebelumnya. Dalam berprilaku bisnis beliau selalu menunjukan rasa penuh tanggung jawab dan memiliki integritas yang tinggi dimata siapapun. Reputasi beliau sebagai seorang pedagang yang jujur dan adil telah dikenal luas sejak beliau masih muda."

Dalam melakukan bisnisnya Muhammad Saw, memiliki 4 tips :

1. Jujur (As-Siddiq)
Saat muda Muhammad Saw sudah dijuluki sebagai Al-Amin (yang dapat dipercaya) ini dikarenakan kejujuran beliau dalam melakukan transaksi disetiap jual beli yang dilakukannya, beliau tidak enggan mengatakan kepada konsumen berbagai jenis kualitas dari barang-barang yang di jualnya. beliau tidak pernah menjual barang dengan kualitas kurang baik tapi dikatakan baik kepada pelanggannya. saat memasarkan barang beliau menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari barang yang dijualnya, bagi Rasulullah kejujuran adalah brandnya.

2. Mencintai Pelanggan (Customer)
Dalam berdagang beliau selalu mengutamakan senyum, senyuman beliau laksana bulan purnama yang memancarkan cahayanya, aura dan daya tarik beliau serta kesopanan dan akhlak baik yang dimilikinya menjadikan siapapun akan tertarik untuk membeli barang - barang darinya, kemudian beliau menjaga para pelanggannya dengan kejujuran dan kasih sayang yang dicurahkannya.

3. tepat janji
Nabi dalam berbisnis selalu tepat janji, Rasulullah selalu memberikan value produknya seperti yang diinginkan atau yang dijanjikan. Dan untuk itu butuh upaya yang tidak kecil, pernah suatau ketika Rasulullah marah saat ada pedagang mengurangi timbangan, ini lah kita nabi dalam menjamin Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan).

4. Menjaga kualitas
ketika Rasulullah melewati seorang penjual makanan. beliau tertarik ingin membelinya. beliau kemudian memasukan tangannya ke tempat makanan tersebut untuk memilihnya. beliau terkejut ketika mendapati makanan yang ada dibawah ternyata masih basah. beliau bertanya kepada si pedagang "mengapa demikian?" pedagang itu menjawab bahwa makanannya itu tertimpa air hujan. kemudian nabi berkata sambil menunjukan ketidaksukaannya "mengapa engkau tidak meletakan barang yang basah itu diatas agar pembeli dapat meihatnya." Kemudian Rasulullah Saw bersabda "barang siapa yang mencurangi kami, bukan termasuk umat kami."

Pelajaran dari kisah ini adalah bahwa nabi selalu mengajarkan agar kita memberi good value terhadap barang yang kita jual sekaligus Rasulullah mengajarakan segmentasi harga, bahwasanya barang yang bagus akan dihargai dengan nilai yang bagus, sedangkan barang kurang bagus akan dihargai dengan harga yang kurang bagus pula.

Jika semua pedagang di pasar-pasar mengikuti apa yang dilakukan Rasullah dalam berdagang, maka negeri ini akan di berkahi oleh Allah dengan kecukupan dan keberlimpahan, sehingga setiap orang yang melakukan transaksi jual beli mendapatkan keberuntungan.

semoga kita dapat mengikuti langkah-langkah nabi dalam berbisnis. tentunya kita berharap agar dijadikan seorang pebinis yang besar dan handal dan dapat bersaing di tengah-tengah kemajuan jaman dan era Globalisasi ini.

"Jika kita ingin kaya, maka jadilah pengusaha karena 9 dari 10 pintu rezeki adalah dari perniagaan"