Ekonomi Islam dan peradaban
Perekonomian Indonesia diprediksi akan menjadi 7 besar perekonomian di dunia. menghadapi pembukaan Asean Free Trade Area (AFTA) tentunya Indonesia akan di sibukan dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan peningkatan teknologi agar Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara lain.
Tahun 2013 ini merupakan momentum bagi kita untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya, terutama yang menyangkut tentang sistem perekonomian Islam. Perekonomian Islam akan menjadi Trensentral sistem perekonomian baru yang lebih banyak di terima oleh masyarakat, karena sistem perekonomian Islam lebih mengedepankan kemaslahatan dan kemamfaatan bersama di bandingkan dengan sistem perekonomian konvensional yang lebih memprioritaskan keuntungan semata dengan sistem bungannya yang jelas-jelas itu merupakan riba, dan riba sangatlah haram hukumnya. "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan Riba".
Ada 4 pilar yang harus diwujudkan untuk membangun peradaban yang berbasis pada perekonomian islam / perekonomian syari'ah.
1. pilar kesejahteraan
Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai angka 270 juta jiwa, sangatlah tidak mudah bagi pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata, adil dan makmur. untuk itu perlu diadakannya sistem kontrol yang menyangkut pada sistem nilai islami, kekuatan ekonomi islam pada sektor riil (industri dan perdagangan), pemenuhan kebutuhan dasar dan sistem distribusi, serta keamanan dan ketertiban sosial.
2. kemandirian ekonomi
kekuatan ekonomi suatu bangsa tergantung pada kemandirian ekonomi masyaraktnya. artinya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak mengandalkan orang lain dalam hal ini negera lain. terkait dalam hal kemandirian ekonomi setidaknya ada 3 hal indikator utama yang harus di wujudkan yaitu optimalisasi potensi lokal, peningkatakan SDM, dan membudayakan bisnis syari'ah.
pada tataran pengoptimalan potensi lokal adalah sejauh mana negara bisa menggali sumber daya yang ada pada masyarakat dan memanfaatkan dan memaksimalkan itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau bahkan apabila melebihi kapasitas bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan daerah lain atau untuk ekspor ke luar negeri.
peningkatan SDM sejatinya dimulai sejak dini dimana para generasi muda sudah diperkenalkan dengan sistem keuangan dan perekonomian islam. hal ini bisa dilakukan dengan membuat kurikulum yang memasukan perekonomian islam dalam kurikulum pendidikan di indonesia mulai dari tingkat sekolah menengah pertama hingga perguruan tinggi.
membudayakan bisnis syariah bisa dilakukan dengan cara sosialisasi pada masyarakat seperti seminar, workshop, pelatihan, dan lain-lain. dan menganjurkan masyarakat untuk mulai beralih pada bank-bank yang berbasis syari'ah.
3. kedaulatan perekonomian islam
dalam hal ini kekuatan ekonomi islam berada pada kebijakan yang di bentuk pemerintah yang berlandaskan pada kemanfaatan dan kemaslahtan guna mencapai kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera. kedudukan ekonomi islam dalam peta kebijakan pemerintah akan sangat berpengaruh pada kebiasaan masyarakat.
agar kebijakan ekonomi yang dihasilakan dapat memberikan kemaslahtan maka ada 2 syarat yang harus di penuhi pertama kebijakan tersebut harus sesuai dengan maqashid syariah atau tujuan syariat islam yaitu proteksi agama, jiwa, harta, keturunan dan akal.
4. tata kelola perekonomian
tata kelola perekonomian islam tidak terlepas dari tranparansi, profesionalitas dan akuntabilitas. transparansi merupakan hal yang sangat mendasar. hal ini menjamin akses keterbukaan informasi kepada publik sehingga publik bisa memberikan masukan dan saran demi kemajuan perekonomian.
profesionalitas merupakan prisnsip dasar yang akan menjamin kinerja perekonomian dengan baik dan benar. islam mengajarkan umatnya untuk bekerja secara profesional guna mengahsilkan output yang maksimal.
akuntabilitas adalah kerapihan dalam hal administratisi sehingga dapat dipertanggung jawabkan (amanah dan maslahah). pertanggung jawaban administratif yang rapi akan menjamin kepercayaan guna perkembangan ekonomi di masa mendatang. hal ini sangat tergantung pada trust atau kepercayaan yang dijalankan oleh sumber daya manusia yang bergelut di bidang ekonomi syariah maupun bidang lainnya.akan tetapi segala sesuatu yang dapat dipertanggung jawabkan secara administratif belum tentu dapat di pertanggung jawabkan secara etika. untuk itu pendidikan tidak hanya di lakukan dalam tataran ilmu pengetahuan dan teknologi saja akan tetapi moralitas dan spiritualitas pun harus di prioritaskan.
kita semua yakin bahwa perekonomian islam akan merajai perekonomian dunia, hal ini bisa kita lihat perkembangan perbankan syariah di dalam dan luar negeri begitu pesat. semoga saja dengan perekonomian isalm masyarkat bisa lebih maju, makmur dan sejahtera.
0 comments:
Post a Comment