Wednesday, March 12, 2014

Meneladani Sikap Rasul dalam Berniaga

Ketika kita kecil dulu, kita sering sekali ditanya oleh orang tua. "mau jadi apa setelah besar nanti?" pertanyaan itu sering kita jawab dengan sembarang, ada yang jawab mau jadi dokter, guru, polisi, menteri, bahkan presiden. jarang sekali dari kita yang menjawab bahwa setelah besar nanti kita akan menjadi seorang pengusaha.

Seperti yang kita ketahui dalam sejarah nabi, bahwa Rasulullah Muhammad Saw dari usia 12 tahun beliau sudah menjadi seorang pedagang hebat, bahkan sampai kemanca negara yaitu negeri Syam. pada usia 25 tahun menjelang menikah dengan Siti Khadijah beliau adalah seorang Entrepreneur muda sukses dengan banyak Aset yang beliau miliki. beliau berbisnis dengan begitu luar biasa, jarang sekali bisnis yang ditangani beliau mengalami kebangkrutan. dalam usahanya juga beliau selalu mengedepankan prinsip-prinsip kejujuran dan kemaslahatan dalam perekonomian yang terjadi pada masa itu.

Prilaku usaha dan ekonomi yang diterapkan beliau ini lah yang akan menjadi cikal bakal ekonomi islam. karena prisip bisnis yang di bawa beliau adalah mengedepankan Syariah Muamallah, prinsip keseimbangan antara pedagang dan pembeli sehingga tidak ada dari satu pihak pun akan dirugikan.

Dalam berbisnis Rasulullah Saw, mengedepankan kepercayaan (trust) dan kopetensi. Menurut pakar Ekonomi Syariah Ustadz Syafi'i Antonio, Rasulullah menjadikan kepercayaan sebagai modal dasar dalam berbisnis, dalam trus itu ada integritas dan kemampuan dalam menjalankan usaha, "Rasulullah membangun usaha dari kecil, dari sekedar menjadi pekerja, kemudian dipercaya menjadi supervisor, manager, dan kemudian menjadi investor."

Prof. Afzalul Rahman dalam buku Muhammad a Trader, mengungkapkan :
"Nabi Muhammad Saw adalah seorang pedagang yang jujur dan adil (Fairplay) dalam membuat perjanjian bisnis dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh (komplain). beliau selalu menepati janjinya dan dalam mengirimkan/menyerahkan barang-barang pesanan selalu tepat waktu dan tetap mengutamakan kualitas barang yang telah dipesan dan disepakati sebelumnya. Dalam berprilaku bisnis beliau selalu menunjukan rasa penuh tanggung jawab dan memiliki integritas yang tinggi dimata siapapun. Reputasi beliau sebagai seorang pedagang yang jujur dan adil telah dikenal luas sejak beliau masih muda."

Dalam melakukan bisnisnya Muhammad Saw, memiliki 4 tips :

1. Jujur (As-Siddiq)
Saat muda Muhammad Saw sudah dijuluki sebagai Al-Amin (yang dapat dipercaya) ini dikarenakan kejujuran beliau dalam melakukan transaksi disetiap jual beli yang dilakukannya, beliau tidak enggan mengatakan kepada konsumen berbagai jenis kualitas dari barang-barang yang di jualnya. beliau tidak pernah menjual barang dengan kualitas kurang baik tapi dikatakan baik kepada pelanggannya. saat memasarkan barang beliau menjelaskan keunggulan dan kelemahan dari barang yang dijualnya, bagi Rasulullah kejujuran adalah brandnya.

2. Mencintai Pelanggan (Customer)
Dalam berdagang beliau selalu mengutamakan senyum, senyuman beliau laksana bulan purnama yang memancarkan cahayanya, aura dan daya tarik beliau serta kesopanan dan akhlak baik yang dimilikinya menjadikan siapapun akan tertarik untuk membeli barang - barang darinya, kemudian beliau menjaga para pelanggannya dengan kejujuran dan kasih sayang yang dicurahkannya.

3. tepat janji
Nabi dalam berbisnis selalu tepat janji, Rasulullah selalu memberikan value produknya seperti yang diinginkan atau yang dijanjikan. Dan untuk itu butuh upaya yang tidak kecil, pernah suatau ketika Rasulullah marah saat ada pedagang mengurangi timbangan, ini lah kita nabi dalam menjamin Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan).

4. Menjaga kualitas
ketika Rasulullah melewati seorang penjual makanan. beliau tertarik ingin membelinya. beliau kemudian memasukan tangannya ke tempat makanan tersebut untuk memilihnya. beliau terkejut ketika mendapati makanan yang ada dibawah ternyata masih basah. beliau bertanya kepada si pedagang "mengapa demikian?" pedagang itu menjawab bahwa makanannya itu tertimpa air hujan. kemudian nabi berkata sambil menunjukan ketidaksukaannya "mengapa engkau tidak meletakan barang yang basah itu diatas agar pembeli dapat meihatnya." Kemudian Rasulullah Saw bersabda "barang siapa yang mencurangi kami, bukan termasuk umat kami."

Pelajaran dari kisah ini adalah bahwa nabi selalu mengajarkan agar kita memberi good value terhadap barang yang kita jual sekaligus Rasulullah mengajarakan segmentasi harga, bahwasanya barang yang bagus akan dihargai dengan nilai yang bagus, sedangkan barang kurang bagus akan dihargai dengan harga yang kurang bagus pula.

Jika semua pedagang di pasar-pasar mengikuti apa yang dilakukan Rasullah dalam berdagang, maka negeri ini akan di berkahi oleh Allah dengan kecukupan dan keberlimpahan, sehingga setiap orang yang melakukan transaksi jual beli mendapatkan keberuntungan.

semoga kita dapat mengikuti langkah-langkah nabi dalam berbisnis. tentunya kita berharap agar dijadikan seorang pebinis yang besar dan handal dan dapat bersaing di tengah-tengah kemajuan jaman dan era Globalisasi ini.

"Jika kita ingin kaya, maka jadilah pengusaha karena 9 dari 10 pintu rezeki adalah dari perniagaan"

0 comments:

Post a Comment