Tuesday, March 25, 2014

Pertarungan Politik dan penjajahan Ekonomi

"Ini Bukan pesta Demokrasi, ini momentum untuk merebut kekuasaan" begitu kira pernyataan para politisi. perebutan kekuasaan selalu menjadi event yang membuat rakyat bingung. katanya politik itu licik, jahat, saling tikam menikam, kawan jadi lawan, lawan jadi kawan, begitulah faktanya.

pertarungan politik sejatinya bukan untuk kepetingan rakyat, tapi mereka memakai topeng kepentingan rakyat di balik kepentingan individu dan golongan. manuper politik selalu membuat gaduh, rakyat menjadi korban, rakyat di puji, didekati, diberikan janji kemudian dikhianati.

System pemilihan ala demokrasi akan menjadi sejarah buruk peradaban manusia, dimana moralitas dipertaruhkan. pemimpin bukan lagi bekerja untuk memakmurkan rakyatnya, akan tetapi mereka bekerja untuk memakmurkan para pemiliki modal, inilah sistem kapitalisme, yang punya uang ia bagaikan tuhan yang bisa menentukan nasib orang.

kita tengah dijajah oleh mereka, para kaum sekularis, liberalis, kapitalis, yang ketakutan akan kehilangan kekuasaanya, yang takut akan kehilangan taringnya jika momentum perebutan kekuasaan ini tidak berhasil mereka menangkan.

Penjajahan Ekonomi sudah terjadi sejak sang penjajah menginjakan kakinya di bumi ini dalam bentuk kolonialisme. dan itu terjadi sampai sekarang, dulu mungkin mereka menjajah dengan terang-terangan, merampas, menyiksa, menganiaya. tapi sekarang mereka lebih cerdas dan bahkan lebih buas. mereka menguasai sektor-sektor kekayaan Indonesia dengan terlebih dahulu menaklukan para pemegang kakuasaan dengan cara diberikan uang dan kekayaan. dengan mengusai kekayaan alam indonesia mereka akan lebih kaya dan akan terus kaya.

Kenapa ini terjadi, mungkin pemimpin kita terlalu bodoh, atau mungkin saja terlalu serakah, sehingga setiap perjanjian yang mereka sodorkan selalu di sepakati tanpa ada pertimbangan yang matang, FreePort Misalnya bukit Gresland yang kaya akan emas dirampas Amerika dan kita hanya mendapatkan 1% saja. ironis sekaligus sangat miris.

disetiap momentum penggantian kekuasaan, para kapitalis akan bermain dibelakang layar, meraka akan memilih figur yang akan dijadikan pemimpin boneka selanjutnya, yang akan meraka kendalikan untuk kepentingan-kepetingan dan proyek-proyek besarnya, meraup kekayaan bumi Indonesia. jika sudah menemukan figur yang tepat dengan dana berapapun mereka akan memenangkan figur itu. dana mereka seperti tidak terbatas. ini lah taktik penjajahan politik dan ekonomi yang dilakukan mereka para kaum kapital. yang serakah seakan kakayaan negeri ini hanya untuk mereka saja.

Mungkin ini terjadi karena kita jauh dari Allah, tuhan yang menciptakan kita berikut dengan aturannya, tapi kita seakan lupa dengan aturan itu, kita lupa dengan regulasi yang di tentukan oleh Tuhan pencipta alam. kita juah dari Syariat yang sudah di gariskan-Nya, oleh karenanya kita merasa hidup ini penuh dengan ketidak adilan, jauh dari keberkahan.

0 comments:

Post a Comment